TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan Presiden Joko Widodo mendukung pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). "Presiden minta pada saya untuk terus melakukan perubahan terkait tata kelola soal sepak bola, dan tidak boleh berhenti," kata Imam di Istana Negara, Rabu, 6 Mei 2015.
Imam membekukan PSSI karena pengurusnya dinilai membuat beberapa pelanggaran. Pelanggaran ini terutama pada pengabaian PSSI dan PT Liga Indonesia terhadap rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tentang 2 dari 18 klub Liga Super Indonesia yang dinilai tidak memenuhi syarat ikut kompetisi. Menteri Imam mendukung langkah BOPI.
Imam bertemu Jokowi untuk melaporkan semua langkah yang telah ditempuhnya setelah membekukan PSSI, termasuk soal kompetisi. "Beliau concern bahwa kompetisi tak boleh berhenti."
Ia juga melaporkan soal tim transisi kepada Jokowi. Menurut Imam, Jokowi minta waktu beberapa hari untuk melihat figur-figur yang mengisi tim tersebut. "Beliau tidak ingin terus bermasalah dan tidak punya integritas. Harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk melihat sepak bola kita," ujarnya.
Setelah dibekukan, PSSI kemudian bereaksi dengan menghentikan kompetisi Liga Super Indonesia 2015 dengan alasan force majeure atau penyebab terhalangnya kegiatan yang tidak bisa dielakkan seperti bencana alam dan perang. Adapun Menteri Imam meneruskan rencananya untuk membentuk tim transisi yang mengambil alih kewenangan PSSI selama dibekukan.
TIKA PRIMANDARI