Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ingin Makanan Lebih Enak? Putarlah Piring Anda

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Makanan menu Garuda rute Jakarta-London yang dipresentasikan di acara Garuda Indonesia Food Presentation Gathering. Tempo/Vishnu Juwono
Makanan menu Garuda rute Jakarta-London yang dipresentasikan di acara Garuda Indonesia Food Presentation Gathering. Tempo/Vishnu Juwono
Iklan

TEMPO.CO, London - Putarlah piring Anda untuk meningkatkan cita rasa makanan Anda, demikian saran peneliti di Oxford University. Tak main-main, nasihat ini dilontarkan setelah melakukan penelitian yang melibatkan 12 ribu orang, yang dilakukan di Science Museum London. Dari penelitian itu disimpulkan, kebanyakan orang lebih memilih makanan di piring yang lebih jauh jangkauannya di hadapan mereka, dan sedikit di sebelah kanan.

Pendek kata, makanan yang dipilih untuk dimasukkan dalam mulut pertama kali adalah yang berada pada posisi 3,2 derajat searah jarum jam, sedikit ke kanan dari sumbu vertikal piring. Efeknya, makan makanan di area ini dianggap lebih nikmat. Hasil penelitian dipublikasi dalam jurnal Food Quality and Preference.

Charles Michel, koki dan peneliti pada estetika makanan di Oxford University, mengatakan banyak orang secara naluriah menyesuaikan piring mereka ketika ditempatkan di depan mereka. "Sehari-hari, yang sebagian dari kita lakukan mungkin mengisyaratkan kenyataan bahwa kita semua lebih menikmati makanan kita ketika berorientasi dalam cara pandang yang terbaik," katanya.

Dengan mengatur makanan supaya terlihat lebih baik, katanya, maka akan meningkatkan nilai yang dirasakan. "Itu yang dinamakan menikmati makanan," katanya.

Psikolog eksperimental Profesor Charles Spence yang juga terlibat dalam penelitian itu, menyatakan naluri ini berakar dalam evolusi manusia purba. "Item yang diarahkan pada kita dianggap sebagai ancaman," katanya.

Para peneliti melakukan percobaan dengan menghadirkan  hidangan utama yang diolah oleh Alberto Landgraf, koki peraih bintang Michelin - penghargaan tertinggi dalam bidang kuliner - dari Brasil. Tiga jenis masakan kemudian ditata di piring dengan formasi segi tiga dengan masing-masing bawang menghadap ke arah yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peserta diminta untuk memutar piring sampai mencapai orientasi yang mereka sukai. "Pada akhirnya setiap komponen makanan di piring bisa mempengaruhi kesenangan yang ditimbulkan oleh makanan," kata Michel.

Menurutnya, apa yang kita lihat secara otomatis mengatur harapan tentang apa yang akan kita makan, dan seberapa banyak kita berpikir akan menyukainya. Upaya yang dilakukan dalam mempersiapkan hidangan juga turut berpengaruh. "Apa yang kita lihat benar-benar dapat mengubah apa yang kita rasa," katanya.

Banyak psikolog makanan yakin bahwa berbagai keadaan eksternal mengubah cara kita mengalami dan merasakan makanan. Profesor Spence sebelumnya pernah meneliti bahwa gelas yang berat akan membuat gin dan tonik terasa lebih nikmat dan taplak meja dan serbet yang bagus akan meningkatkan rasa makanan. Ia juga menemukan bahwa sendok plastik warna biru membuat rasa makanan lebih asin, sendok putih membuat rasa makanan lebih berkrim dan sendok hitam membuat rasa makanan kurang manis.

MAIL ONLINE | INDAH P.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Ilustrasi alpukat. Shutterstock
Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.


Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Ilustrasi membuang makanan. Kortsleht.ee
Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.


Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)
Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.


Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Ilustrasi buah dan sayur. shutterstock.com
Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.


BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito memberikan keterangan terkait mi Bikini (bihun kekinian) yang disita BPOM saat konpers di Jakarta, 8 Agustus 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan
BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.


Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Ilustrasi buah Mangga. ANTARA/Moch Asim
Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.


Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Ilustrasi cabai. TEMPO/Tony Hartawan
Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.


Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono meninjau mobil laboratorium keliling milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan di halaman Balai Kota, Jakarta, 1 Februari 2017. TEMPO/Lani Diana
Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.


Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Ilustrasi buncis. shutterstock.com
Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"


Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Bir di toko minuman dan merchandise di Waterloo, Belgia. TEMPO/Nurdin Kalim
Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es