TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali mengelak ketika ditanya tentang rencana evaluasi dan perombakan kabinetnya. Dia hanya menjawab pendek saat ditanya wartawan.
"Ya, nanti, nanti dilihat," ujar Jokowi setelah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Ridwan Meuraksa di Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu, 13 Mei 2015. Dia juga melontarkan ucapan yang sama saat ditanya apakah sudah calon menteri yang diajukan oleh koalisi partai pendukungnya.
Tak hanya dua kali, ucapan Jokowi diulang hingga lima kali. Beberapa menteri yang mendampinginya, seperti Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno hanya tersenyum kecil melihat hal tersebut.
Bukan kali ini saja Presiden Joko Widodo menjawab seperti itu saat ditanya tentang isu perombakan kabinet. Sejak isu ini digulirkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, dia selalu mengelak. "Sudah, tanya yang lain saja, kalau tak ada pertanyaan, ya, sudah," kata Jokowi seusai pelepasan Tim Nusantara Sehat Angkatan I di Istana Negara, Senin, 4 Mei 2015.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat membenarkan kabar bahwa akan ada penggantian menteri, tapi tidak menjelaskan waktunya. "Ya, tentu dalam waktu ke depan inilah," kata JK di Kantor Wakil Presiden beberapa waktu lalu.
Sementara itu, hasil sigi lembaga riset Polcomm Institute mencatat menteri Kabinet Kerja yang mempunyai kinerja negatif berdasarkan pemberitaan media. Menteri pertama yakni Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly dengan persentase penilaian negatif 6,7 persen.
Penilaian ini terkait dengan andil Kementerian Hukum dan HAM dalam konflik internal Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Golkar yang dianggap kontroversial. Juga soal wacana pemberian remisi terhadap terpidana kasus korupsi. Menteri lain yang mendapat penilaian negatif yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.
FAIZ NASHRILLAH