TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Merauke tiga hari lalu. Dalam kunjungan itu, Bupati Merauke sangat aktif menawarkan daerahnya untuk investasi sawah padi.
Jokowi lantas meninjau lokasi sawah karena mendapat laporan luas areal padi tersebut mencapai jutaan hektar. Setelah melihat potensi sawah, Presiden ingin Merauke menjadi lumbung beras yang tidak hanya mencukupi kebutuhan nasional, tetapi juga internasional.
Presiden mengatakan terdapat tanah datar seluas 4,6 juta hektar dan sungai besar di Kabupaten Merauke. "Ada tanah yang sangat datar. Di kanan kirinya ada sungai besar. Artinya mata air tidak masalah," katanya, saat membuka acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Jakarta Expo Internasional, Kemayoran, Rabu, 13 Mei 2015.
Jokowi mengatakan sawah seluas 1 juta hektare bisa dikerjakan dengan cangkul dan tangan, tapi tidak untuk tanah seluas 4 juta hektare. Untuk itu, dia berharap tanah tersebut dikerjakan secara mekanisasi.
Jokowi memutuskan untuk membagi investasi sawah tersebut 30 persen untuk swasta dan 70 persen dikerjakan oleh BUMN. "Saya berikan target tiga tahun Merauke untuk bisa menjadi lumbungnya beras bukan hanya nasional, tetapi juga internasional," katanya.
Jokowi menghitung apabila luas sawah 4,6 juta hektar dengan kemampuan panen tiga kali setahun, produksi berasnya dapat mencapai 60 juta ton. Padahal, produksi beras nasional kurang lebih juga sebanyak 60 juta ton. Hal ini merupakan kekuatan yang sangat besar.
"Tetapi karena tidak diangkat dan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat, kita enggak tahu. Setelah kita lihat kemarin, kita putuskan kerjakan," katanya.
ALI HIDAYAT