TEMPO.CO, Singapura - Sebuah tulisan di blog yang merinci kehidupan sebagai seorang pramugari menjadi viral di jagat maya. Penulis yang hanya dikenal sebagai "Hilary" ini menggambarkan profesinya sebagai "sangat mengerikan" karena kerap bekerja berlebihan, dilecehkan oleh penumpang, dan dikelilingi banyak godaan.
Dalam tulisan yang menandai setahun ia berhenti dari pekerjaannya pada maskapai Singapore Airlines, ia menyebut banyak orang salah duga dengan kehidupan seorang pramugari. "Di permukaan tampaknya begitu glamour dan menyenangkan. Anda bisa berbelanja di Paris, pergi ke Amerika Serikat, sarapan di Tokyo dan makan siang di LA. Tapi ini pekerjaan sulit. Pramugari benar-benar bekerja sangat keras demi uang!" ia menulis, seperti dilansir news.com.au pada Jumat, 8 Mei 2015.
Seorang pramugari, katanya, bukan hanya seorang pelayan di udara, tetapi juga petugas keamanan, porter bagasi, bartender, pembersih toilet, polisi, pengasuh, dan pembantu. "Banyak gadis tidak tahu ini sebelum mereka bergabung. Mereka baru terkejut setelah memulai pekerjaannya," katanya.
Ia menyatakan sangat senang jika bertemu dengan penumpang yang baik. "Mereka akan membeli makanan untuk kru. Hal yang sederhana ini membuat kita sangat senang karena kita merasa seperti kita sedang dihargai," katanya.
Dalam tulisan itu, ia juga mengurai dua tipe penumpang. Ia menggambarkannya dalam cerita berikut:
Penumpang asal Selandia Baru menekan tombol bantuan.
Saya: Anda menekan lampu bantuan, ada yang bisa saya bantu?
Dia: Oh ya kalau tidak terlalu sibuk, bisa saya minta coke? Hanya ketika Anda sudah lega, tidak terburu-buru! Maaf dan terima kasih banyak!
Saya: (suka sekali dengan penumpang seperti ini).IklanScroll Untuk MelanjutkanPenumpang asal Singapura menekan tombol bantuan
Saya: Anda menekan lampu bantuan, ada yang bisa saya bantu?
Dia: satu coke (tidak menggunakan kalimat minta tolong).
Setelah coke dibawakan, tidak juga menyatakan terima kasih. Tidak apa-apa.
Dalam tulisannya, Hilary yang juga memajang fotonya menyebut penerbangan paling "horor" baginya adalah penerbangan ke Sydney dengan pesawat Boeing A380 yang mengangkut 399 penumpang di kelas ekonomi. "Anda dapat membayangkan betapa kacaunya. Anda praktis berjalan sepanjang jalan ke Sydney dan Anda bekerja sampai celana dalam Anda seolah berubah menjadi G-string," katanya.
Tulisan di blog-nya menerima berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang mengapreasiasinya, tapi tak sedikit yang menyebutnya terlalu manja.
NEWS.COM.AU | INDAH P.
