TEMPO.CO, Jakarta - Mantan manajer klub sepak bola Perseba Bangkalan, Ram Halili, menilai langkah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia tepat. Tapi ia pun mengakui pembekuan itu berdampak buruk, yakni terhentinya seluruh putaran liga sepak bola profesional Indonesia. "Kalau tidak dibenahi sekarang, kapan lagi sepak bola mau maju?" katanya kepada Tempo, Kamis, 14 Mei 2015.
Ram Halili mengaku punya pengalaman buruk dengan pengurus PSSI, yang membuatnya mendukung sepenuhnya usaha Menteri Imam merevolusi PSSI itu. Pada 2003, Ram Halili menjabat Manajer Perseba Bangkalan. Saat itu, kesebelasan yang kini bernama Borneo FC itu masuk empat besar Divisi III dan berhak promosi ke Divisi II.
"Namun waktu manager meeting, pengurus PSSI berinisial DS langsung tanya, Perseba punya uang berapa sebagai syarat lolos ke Divisi II," ujarnya.
Karena tidak punya uang, kata Ram Halili, manajemen Perseba Bangkalan memilih pulang. Meski tak membayar, Perseba akhirnya tetap lolos ke Divisi II. "Ini belum lagi soal pengaturan skor. Pokoknya PSSI perlu diisi orang-orang baru," ucapnya.
Kini Ram Halili memilih futsal sebagai dunia barunya di sepak bola. Dia mendirikan dan mengelola sendiri klub futsal Destroyer. Bagi Ram Halili, meski belum mendapat pengakuan, dia yakin futsal akan berkembang pesat. "Yang penting bagi saya, dunia futsal masih bersih dari intrik dan modus kecurangan seperti dalam sepak bola Indonesia," katanya.
MUSTHOFA BISRI