TEMPO.CO , Jakarta: Pusamania Borneo FC menyatakan lebih memilih mengikuti kompetisi sepak bola yang bakal digelar PT Liga Indonesia dibanding Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Namun opsi bermain di kompetisi Tim Transisi tetap ada dengan syarat.
"Mereka mau menanggung kerugian kami waktu kompetisi dihentikan," kata Ketua Eksekutif Pusamania Borneo FC, Aidil Fitri, melalui telepon selulernya, Sabtu, 16 Mei 2015.
Aidil mengatakan klubnya mengalami kerugian di atas Rp 10 miliar setelah kompetisi tak berlanjut pada awal April lalu. Kerugian itu datang dari pembayaran kontrak pemain serta perjanjian sponsor. "Kalau mau talangi, kami langsung ikut," ujar Aidil.
Hasil rapat umum pemegang saham luar biasa PT Liga memutuskan kompetisi yang sempat berhenti--menyusul pembekukan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga--akan kembali dilanjutkan pada September nanti. PT Liga akan tetap berlindung di bawah naungan PSSI, kendati statusnya tak diakui pemerintah.
Di sisi lain, Tim Transisi PSSI mulai menggodok kompetisi baru untuk para klub tersebut. Namun tim yang dipimpin bekas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Rianto, itu belum berwujud.
Menurut Aidil, kompetisi yang digelar PT Liga lebih menjanjikan karena akan memberikan suntikan dana Rp 1 miliar kepada klub. Sedangkan Tim Transisi PSSI belum memberikan bayangan kepada klub. "Kami kan jadi bingung," ucap Aidil.
Meski demikian, Aidil menyatakan tak akan tutup mata bila klub peserta Liga Indonesia pada akhirnya tergiur ke kompetisi Tim Transisi. Aidil lantas meminta Tim Transisi memaparkan bentuk liganya dalam pertemuan dengan klub, "Supaya tahu arahnya mau ke mana," kata Aidil.
TRI SUHARMAN