TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia, Ahmad Khairudin Syam, mengatakan para mahasiswa akan menginap di depan Istana Negara jika Presiden Joko Widodo enggan menemui. Menurut dia, bermalam di depan Istana Negara bukan termasuk pelanggaran hukum karena tak dibarengi dengan orasi.
"Kami berharap Jokowi menanggapi tuntutan kami. Jika tidak, kami siap bermalam di depan Istana," ujarnya di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 20 Mei 2015.
Khairudin menuturkan BEM semua universitas sepakat melakukan demonstrasi esok hari, Kamis, 21 Mei 2015. BEM semua universitas, ucap dia, memilih berdemonstrasi besok untuk memperingati reformasi.
Untuk demonstrasi besok, Khairudin memperkirakan sekitar seribu mahasiswa akan turun ke jalan. "Kami akan memulai aksi sejak pagi hari pukul 10.00 WIB dengan long march dari patung kuda sampai depan Istana Negara," kata mahasiswa Universitas Lampung ini.
Menurut pantauan Tempo sekitar pukul 10.15 WIB, di Bundaran HI hanya ada belasan mahasiswa yang berorasi. Belasan mahasiswa tersebut ialah ketua BEM dari beberapa universitas, seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan beberapa universitas swasta.
Dalam orasinya, mereka mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo ihwal kontrak karya dan naik-turunnya harga BBM. "Carut-marut sektor energi disebabkan oleh kebijakan yang tak tepat," ujar Khairudin.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengerahkan 7.610 personel dari kepolisian, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI untuk mengamankan demonstrasi besar-besaran yang akan digelar oleh berbagai kelompok mahasiswa. Berdasarkan laporan yang diterima polisi, 107 elemen mahasiswa bakal menggelar aksi unjuk rasa.
GANGSAR PARIKESIT