TEMPO.CO, New York - Jika mendaftar ke Harvard dan nama terakhir Anda adalah Wong atau Liu, Anda disarankan untuk mengubahnya menjadi Lopez atau Luciano. Dengan begitu, peluang Anda untuk diterima lebih besar.
Harvard dilaporkan secara rutin menolak pelamar dari Asia karena kelompok minoritas itu dianggap mendapatkan nilai tes lebih rendah dan juga disebabkan warna kulit.
Data dari bagian pendaftaran universitas menunjukkan Harvard membatasi warga campuran Asia-Amerika dengan 15-18 persen, meskipun pelamar dari Asia semakin banyak.
Untuk mengetahui asal-usul etnis pelamar, Harvard meminta pelamar menyebutkan tempat orang tua mereka lahir, nama gadis ibu, atau apakah keluarga mereka pernah berganti nama.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu awalnya dirancang pada 1920 untuk membatasi jumlah mahasiswa Yahudi. “Sekarang orang Asia adalah orang-orang Yahudi yang baru,” ujar satu organisasi, seperti dilansir New York Post.
Jumat lalu, 64 organisasi Asia-Amerika menyampaikan keluhan ke Departemen Pendidikan menentang sistem kuota Harvard. Mereka menyatakan Harvard melanggar Pasal VI Undang-Undang Hak Sipil Tahun 1964 tentang Diskriminasi atas Dasar Ras.
Namun Harvard membantah melakukan diskriminasi terhadap pelamar dari Asia. Penasihat umum Harvard, Robert W. Iuliano, mengatakan proses penerimaan perguruan tinggi adalah sangat individual (mengandalkan kemampuan individu) dan holistik. Tetapi bukti bahwa mereka melakukan diskriminasi dianggap meyakinkan dan memuakkan.
Yang menarik adalah temuan tentang kuota penerimaan mahasiswa baru. Tidak peduli bagaimana dan berapa pelamar yang datang dan berubah dari tahun ke tahun, hasilnya adalah sama, yakni 15-18 persen Asia, 42-49 persen orang kulit putih (Eropa), 6-8 persen Afrika-Amerika, dan 7- 9 persen Hispanik (keturunan Spanyol).
NEW YORK POST | MECHOS DE LAROCHA