TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah Junaedi Apriansyah, 54 tahun, sopir taksi Blue Bird yang ditemukan tewas dalam kondisi kedua tangan dan kaki terikat serta mulut disumpal menggunakan handuk, akan dimakamkan pagi ini.
Juru bicara PT Blue Bird Group Tbk Teguh Wijayanto mengatakan usai pemakaman perusahaan akan ikut mengurus keberlanjutan hidup anggota keluarga almarhum Junaedi.
"Kami sudah bantu mengurus pemakaman. Selanjutnya sedang dipersiapkan untuk memberikan tunjangan bagi anak dan istri almarhum," kata Teguh saat dihubungi Tempo, Jumat, 22 Mei 2015.
Menurut Teguh, Junaedi meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Ketiga anak Junaedi masih duduk di bangku sekolah. "Kami akan coba bantu beri beasiswa khusus untuk pendidikan anak-anaknya. Juga bantuan jika istrinya akan membuka usaha," tutur Teguh.
Anak pertama Junaedi, ujar Teguh, kini masih duduk di sekolah menengah atas. Sedangkan adik-adiknya masih ada yang duduk di sekolah menengah pertama, sekolah dasar, dan satu lagi belum sekolah.
Jenazah Junaedi ditemukan tergeletak di semak-semak oleh warga Kampung Singabraja Lame, RT 03/02, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Kamis, 21 Mei 2015 sekitar pukul 06.00 WIB. Korban pertama kali ditemukan oleh Samsuri, 46 tahun, petani asal Tenjo, saat akan berangkat ke sawah.
Saksi hanya menemukan beberapa barang korban berupa sepatu dan handuk kecil berwarna putih. Beberapa saat kemudian polisi mendapatkan informasi jika warga Legok, Tangerang, menemukan kendaraan taksi Blue Bird dengan nomor polisi B 1199 QU.
"Pada saat dilakukan pengecekan ternyata kendaraan tersebut dikemudikan oleh Junaedi Apriansyah, yang mayatnya ditemukan terikat dan mulut disumpal handuk di semak-semak," kata saksi.
AISHA SHAIDRA