TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan bantuan masing-masing Rp 1 juta untuk 50 pedagang kaki lima yang berjualan di Lenggang Jakarta, Monumen Nasional, Jakarta.
Menurut Ahok, bantuan tersebut merupakan ganti rugi kepada pedagang yang mengalami penurunan pendapatan karena sudah berjualan sebelum acara Lenggang Jakarta diresmikan. "Biar pedagang juga termotivasi," ujar Ahok saat memberikan sambutan peresmian Lenggang Jakarta di Monas, Jumat, 22 Mei 2015.
Ahok menuturkan 50 pedagang yang tetap berjualan walaupun Lenggang Jakarta belum diresmikan perlu mendapatkan apresiasi. Hal itu karena mereka mampu memberikan contoh bagi pedagang kaki lima laina untuk tertib dengan menempati kios yang telah disediakan.
Seorang pedagang pakaian Lenggang Jakarta, Andika Marlin, mengeluhkan sepinya pembeli sejak menempati kiosnya. "Untuk sementara ini sepi, lebih laku kalau saya jualan di dalam (Monas)," keluhnya kepada Tempo di Monas, Senin, 11 Mei 2015.
Pria yang berjualan di halaman Monas sejak 2004 ini berujar, saat masih berjualan di dekat pintu masuk Monas, dia bisa meraup pendapatan kotor hingga Rp 3 juta pada akhir pekan.
Sekarang, ketika sudah menempati kios yang telah disediakan pemerintah, Andika harus membayar sewa Rp 350 ribu per bulan. Meski demikian, Andika mengaku tak keberatan memenuhi biaya sewa tersebut.
Sebanyak 339 pedagang kaki lima yang telah terdaftar di Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta akan meramaikan acara Lenggang Jakarta di Monas. Para pedagang itu telah terverifikasi dan mendapatkan pelatihan.
GANGSAR PARIKESIT