TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah provinsi Jawa Barat dan PT Pertamina menandatangani kerja sama perencanaan bersama pembangunan depo pengisian avtur pesawat untuk Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka. “Kerja sama ini dalam tataran perencanaan dulu, supaya perencanaan yang kami buat dan Pertamina bisa di integrasikan. Jangan sampai nanti membangun, sudah di plester, bongkar lagi untuk masang pipa avtur,” kata Kepala Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Sekretariat Daerah Jabar Mohammad Taufiq Budi Santoso di Bandung, Rabu, 27 Mei 2015.
Taufiq mengatakan, lewat kerja sama ini Pertamina juga menyanggupi untuk berinvestasi membangun depo pengisian avtur pesawat di bandara Kertajati. “Rencananaya begitu, karena itu bentuk investasi mereka,” kata dia. “Pengembalian investasi dari penjualan avtur.”
Menurut Taufiq, Bandara Kertajati yang dirancang untuk melayani penerbangan internasional membutuhkan pelayanan pengisian avtur pesawat mengikuti standar bandara internasional. Dia mencontohkan, bandara internasional tidak lagi menggantungkan layanan pengiriman avtur menggunakan truk tangki, tapi dengan membangun depo pelayanan yang lebih aman. “Seperti di Soekarno-Hatta dan bandara di Bali sudah enggak pakai tangki lagi. Standar internasional seperti itu,” kata dia.
Taufiq mengatakan, kerja sama awal ini untuk memadukan perencanaan kawasan bandara dengan fasilitas yang akan dibangun Pertamina untuk depo avtur pesawat. “Mereka merencanakan dua alternatif, membangun depo di situ, atau membangun pipa penyaluran dari kilang Balongan,” kata dia. “Avtur ini tidak lagi dibawa pakai tangki, harus ada pipanya, itu harus di ‘bundle’ dengan perncanaan terminal.”
Menurut Taufiq hasil perencanaan bersama itu menjadi panduan bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ditugasi membangun bandara itu. “Setelah kita integrasikan perencanaannya, dan dijadikan pedoman bagi BUMD PT BIJB untuk melakukan pembangunan,” kata dia.
Taufiq mengatakan, pemerintah provinsi juga tengah merampungkan kerja sama serupa dengan PT PLN untuk membangun fasilitas pemasok listrik kawasan bandara Kertajati. “Kami akan buat MoU untuk perencanaan kebutuhan energi untuk menyuplai Kertajati, berikutnya lagi dengan pengelola air karena butuh air untuk kawasan itu,” kata dia.
Menurut Taufq, pertemuan dengan perwakilan PT PLN sudah digelar beberapa kali. “Tinggal masalah gardu induk yang masih perlu dibicarakan bersama karena butuh satu gardu induk untuk melayani seluruh kawasan, termasuk Aerocity,” kata dia. Pembicaraan itu mengenai pihak mana yang bakal membiayai pembangunan fasilitas listrik kawasan bandara. “Apakah PLN mau berinvestasi, atau harus BUMD kita.”
Kerja sama antara pemerintah Jawa Barat dan PT Pertamina diteken Gubernur Ahmad Heryawan dan Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto di kantor Pertaminan Jakarta, Selasa, 26 Mei 2015. Kerja sama ini meliputi perencanaan hingga pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) oleh Pertamina di bandara Kertajati.
"Sejak awal kami aktif berkoordinasi dan mengembangkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam melengkapi fasilitas infrastruktur BIJB," kata Aher, dikutip dari rilis pemerintah provinsi yang diterima Tempo, Selasa, 26 Mei 2015.
Pertamina menaksir, pembangunan depot itu akan menelan biaya hingga Rp 400 miliar. "Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Pemprov Jabar kepada Pertamina untuk penyediaan bahan bakar pesawat di BIJB," kata Dwi, mengutip rilis tersebut.
Pertamina saat ini mengelola sebanyak 62 DPPU yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani penjualan Avtur dan Avgas. Perusahaan itu memproyeksikan pertumbuhan permintaan Avtur di Indonesia berkisar 2,5 persen hingga enam persen pertahun. Dua tahun terakhir konsumsi Avtur berkisar 4 juta kioliter pertahun.
AHMAD FIKRI