TEMPO.CO, Malili - Guna mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan antar warga Desa Kalatiri dan Mabonta, Kecamatan Burau, Luwu Timur, puluhan personel Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan-Barat disiagakan di perbatasan dua desa yang terlibat pertikaian.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Luwu Timur Komisaris Agung Haerul mengatakan 30 personel Brimob akan terus berjaga di Burau sampai kondisi di dua desa tersebut benar-benar kondusif.
"Masih terus disiagakan. Jangan sampai pasukan kita tarik, bentrok lagi," kata Agung Haerul, Selasa, 2 Juni 2015.
Bentrokan antara dua warga desa di Kecamatan Burau itu kembali terjadi pada Sabtu, 30 Mei lalu. Dalam bentrokan itu, seorang warga dilaporkan terluka akibat terkena peluru senjata rakitan papporo. Camat Burau, Satri, mengatakan bentrokan antara warga Desa Kalatiri dan Mabonta sudah sering terjadi.
"Pemicunya hanya masalah sepele, sehingga kami minta ketegasan polisi. Minimal ada pos polisi yang dibangun di perbatasan antara dua desa. Jadi, kalau bentrok, bisa segera diantisipasi," kata Satri.
Dia juga meminta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuda bisa bekerja sama menciptakan situasi yang aman dan kondusif. Apalagi saat ini menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan bulan suci Ramadan.
Kepala Kepolisian Resor Luwu Timur Ajun Komisaris Besar Rio Indra Lesmana mengatakan polisi memang harus bertindak tegas untuk meredam bentrokan ini. Sebab ada kekhawatiran bentrokan itu berdampak luas.
"Tapi kita mengedepankan pendekatan persuasif dulu, dan meminta warga yang masih menyimpan senjata rakitan papporo untuk menyerahkannya kepada polisi. Kami juga meminta masyarakat tidak terprovokasi," kata Rio.
HASWADI