TEMPO.CO , Jakarta: Herman Krispo, salah satu penyewa stan di Pekan Raya Jakarta di Senayan mengeluhkan sepinya pengunjung. Akibatnya, sosis arab yang dia jual tidak laku sejak pembukaan acara, Sabtu, 30 Mei hingga Senin, 1 Juni 2015.
Menurut Herman, dia tidak ingin lagi berjualan di PRJ Senayan. "Saya mau uang sewa stan dikembalikan," kata dia di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat. "Saya beli bahan untuk dagangan Rp 10 juta, dan itu kerugian saya."
Herman menuturkan, selain sepinya pengunjung, pada Sabtu 30 Mei 2015 lalu, beberapa blok listriknya padam. Pedagang, ucap dia, semakin kesal dengan PRJ Senayan.
Herman mengklaim, dia tidak sendiri. Selain dia, ada 237 pedagang yang mayoritas penyewa stan di bagian usaha mikro kecil dan menengah meminta uang sewanya dikembalikan. Duit sewa itu pun beragam, yakni dari Rp 1,5 hingga Rp 3 juta.
Saat dikonfirmasi Tempo, Project Manager PT Pradana Gransindo Convex, event organizer PRJ Senayan, Indra Maulana mengatakan padamnya listrik karena ada kesalahan dari pihak vendor dan PLN. Namun, ucap dia, sekarang sudah bisa teratasi.
Indra menduga, ada seorang provokator yang memancing 238 pedagang untuk meminta duit sewa stan dikembalikan. "Kami sedang inspeksi sambil mencari provokatornya," ucap dia. "Padahal, total ada 936 stan. Kenapa 238 itu yang meminta duitnya dikembalikan?"
Indra berujar, penyelenggara ingin mengetahui pedagang mana saja yang ingin dikembalikan uang sewanya. Karena, saat padamnya listrik, hanya beberapa perwakilan pedagang yang hadir.
Dari hasil sementara inspeksi yang dilakukan, Indra melanjutkan, tidak semua dari 238 meminta uang sewa stan dikembalikan. Menurut Indra, mereka meminta dipindahkan lokasi stannya. "Jadi, pengembalian uang sewa bukan solusi," katanya.
HUSSEIN ABRI YUSUF