TEMPO.CO, Bandung - Kecewa dan prihatin atas pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, sejumlah seniman asal Bandung menggelar ruwatan di depan Tugu Bola Ajat Sudrajat di Jalan Tamblong, Selasa, 2 Juni 2015. "Ruwatan ini dilaksanakan gabungan seniman Kota Bandung,” kata Tisna Sanjaya, salah seorang seniman peserta ruwatan.
Para seniman itu membawa kemenyan, bunga tujuh rupa, dan berbagai sesaji sebagai bahan ruwatan. Dalam ruwatan itu, Tisna Sanjaya melukis dengan media dinding mika dan tanah, yang diberi sentuhan cat sebagai gambaran kekecewaan para seniman terhadap PSSI.
Menurut Tisna, pembekuan PSSI bukan semata-mata akibat kesalahan yang dilakukan organisasi itu saat ini. Tapi akumulasi dari kesalahan-kesalahan lama yang akhirnya mencuat berbuntut sanksi pembekuan. "Namun seharusnya FIFA juga tidak langsung menjatuhkan hukuman tanpa memberi tahu kesalahannya apa saja," ucapnya.
Selain melakukan ruwatan, para seniman mengingatkan kembali ihwal kehidupan di dunia yang sudah tidak seimbang. Menurut mereka, banyak permainan demi kepentingan golongan yang membuat masyarakat lupa bersyukur. "Ruwatan ini juga sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah. Bukan hanya ruwatan atas musibah yang terjadi di dunia," kata Abah Nanung, yang juga seniman dari Bandung.
DWI RENJANI