TEMPO.CO , Surabaya -- Manajemen Persegres Gresik United mengaku kecewa terhadap sanksi yang diberikan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) kepada Indonesia. Dengan adanya sanksi ini, Persegres dijauhi oleh sponsor internasional.
"Memang kami sementara ini masih menggunakan sponsor lokal, tapi kalau kami ingin mendapatkan sponsor internasional, jelas akan sangat kesulitan," kata Sekretaris Persegres Gresik United, Hendri Febry, saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Juni 2015.
Menurut Hendri, ketika sponsor-sponsor mulai menjauh, hal ini akan berdampak pada pemasukan tim untuk mengarungi kompetisi. Hal ini, kata dia, akan menyebabkan klub-klub kesulitan menjalani kompetisi dan menggaji pemain.
"Makanya kami sangat menyayangkan ada sanksi ini," kata Hendri.
Sanksi FIFA juga berdampak pada tidak diakuinya kompetisi lokal di tingkat internasional. Selain itu, baik klub maupun tim nasional nanti juga akan dilarang mengikuti kompetisi internasional.
Untuk masalah pemain, Persegres sendiri telah meliburkan pemain sejak 3 Mei lalu. Mereka saat ini sedang pulang ke daerahnya masing-masing.
"Jadi, sejak 3 Mei dengan berakhirnya liga, kontrak pemain sudah resmi selesai. Ini nanti bulan Juli sudah mulai kumpul lagi untuk menghadapi kompetisi tahun depan yang katanya dimulai bulan September," ujar Hendri.
FIFA akhirnya menjatuhkan sanksi untuk Indonesia. Keputusan tersebut berdasarkan hasil sidang Komite Eksekutif FIFA yang berlangsung pada Sabtu, 30 Mei 2015, di Zurich, Swiss.
“Memutuskan suspend untuk sepak bola Indonesia, sehingga tidak bisa mengikuti seluruh kegiatan sepak bola sampai waktu yang tidak ditentukan,” kata Presiden FIFA Sepp Blatter dalam konferensi pers seperti yang ditayangkan langsung dalam situs resmi FIFA.
EDWIN FAJERIAL