Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

MISTERI KASUS AKSEYNA: Kenapa UI Terkesan Menutup Diri?  

Editor

Bobby Chandra

image-gnews
Akseyna Ahad Dori. Facebook.com
Akseyna Ahad Dori. Facebook.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah lebih dari dua bulan, kasus kematian Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap. Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya akhirnya membentuk satuan tugas khusus untuk menyelidiki kasus kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia itu. (Baca: Kasus Akseyna UI: Misteri Jibril dan 5 Orang di Kamar Ace)

Satgas itu akan dipimpin oleh Kepolisian Resor Depok agar misteri tewasnya Akseyna segera diungkap. "Kami dari polda sifatnya membantu mengawal kasusnya," kata Direktur Kriminal Umum Polda Komisaris Besar Khrisna Murti kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 2 Juni 2015. (Baca pula: Kasus Akseyna UI: Ini Sederet Gelagat Aneh Saksi Kunci)

Khrisna mengatakan satgas itu secara resmi dibentuk Selasa ini. Salah satu tugas pertama tim tersebut adalah menelusuri ulang kematian Ace, sapaan akrab Akseyna, dari awal kejadian. Dia menyebut salah satu tantangan dari satgas adalah mengumpulkan bukti-bukti agar kasus tersebut bisa selesai. (Baca juga: Kasus Akseyna UI: Gerak-gerik Jibril dan Dua Saksi Kunci)

Selain itu, tim khusus itu juga mesti bekerja sesuai hasil otopsi yang dianggap kurang sempurna. Sebab, tubuh mahasiswa Jurusan Biologi itu baru ditemukan beberapa hari setelah meninggal dunia. "Memang jasadnya sudah diotopsi ulang, tapi tetap hasilnya tidak sempurna," kata dia.

Hasil otopsi ulang setelah jasad Akseyna dikubur adalah temuan luka di bagian tubuh korban. Luka itu merupakan luka dalam dan bagian luar tubuh. Polisi juga akan merangkai kembali barang bukti lain untuk mengungkap kematian Akseyna. Beberapa barang bukti yang ditelusuri kembali adalah alibi saksi. Hingga kini, polisi sudah memeriksa 25 saksi. (Baca: Wanita Ini Puasa Senin-Kamis Agar Kasus Akseyna Terungkap)

Ayah Akseyna, Maret lalu, Kolonel Sus Mardoto, berharap agar tempat anaknya kuliah lebih terbuka dan mendukung sepenuhnya proses penyidikan yang dilakukan polisi. "Kami dukung sepenuhnya bahwa status kasus Ace (sapaan Akseyna) ditingkatkan menjadi penyidikan oleh Disreskrimum Polda Metro," kata Sus, Sabtu, 30 Mei 2015.

Ia meminta UI bisa membuka akses lebih luas bagi penyidik untuk melakukan penyelidikan kematian anaknya lebih mendalam. Soalnya, sejak awal Sus yakin bahwa kematian anaknya tidak wajar. "Kami sekeluarga yakin Ace memang dibunuh," ucapnya. (Baca: Ungkap Kasus Akseyna, Alibi Para Saksi Akan Diteliti Lagi)

Pihak keluarga juga telah melakukan analisis kejanggalan kematian Ace. Pertama, keluarga tidak yakin dengan surat Ace yang disebut sebagai tulisan terakhirnya. Kedua, hasil analisis Grafolog American Handwriting, Deborah Dewi, yang menyatakan ada dua orang yang menulis surat itu.

Dalam tulisan itu, Deborah melihat tulisan pertama identik dengan tulisan almarhum, sementara ada bagian tulisan tangan dan tanda tangan yang dibuat orang lain. Temuan tersebut diperoleh Deborah setelah melakukan pembesaran mikroskopik 200 kali terhadap tulisan almarhum. (baca: Kasus Akseyna UI: Ini Sederet Gelagat Aneh Saksi Kunci)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses analisis dilakukan Deborah selama dua minggu. Deborah membandingkan tanda tangan Ace dalam surat wasiat dengan 39 tanda tangan asli yang terdapat dalam dokumen-dokumen pribadi. Lebih jauh ia berharap polisi juga bisa memberikan hasil anaslisis terhadap anaknya secara lengkap dan transparan.

Pihak Universitas Indonesia sendiri berharap polisi bisa cepat mengungkap kasus tewasnya Akseyna di Danau Kenanga UI, Maret lalu. Juru bicara UI, Refelly Dwi Asuti, mengatakan pihaknya telah menyerahkan seluruh proses penyidikan kepada pihak kepolisian. (Simak: Keberadaan Saksi Kunci Akseyna Masih Simpang Siur, di Asrama atau...)

Sejauh ini pihaknya mengaku kooperatif dengan memberi data dan ahli untuk mengungkap kematian Akseyna, yang masih mengenakan tas berisi batu mengapung di danau. "Enggak bisa saya rinci mengenai data. Untuk tenaga ahli dari kedokteran forensik dan psikolog sudah diperbantukan," kata Riffeli, Senin malam, 1 Juni 2015.

Ihwal teman dekat yang menemukan surat di Wisma Widya, Beji, tempat indekos Akseyna, Jibril, kata Riffeli, masih menjalani perkuliahan seperti biasa. Yang bersangkutan, kata dia lagi, memang meminta untuk dipindahkan ke Asrama UI. "Sekarang sudah sebulan lebih di Asrama UI. Itu atas permintaan yang bersangkutan. Belum bisa ditentukan sampai kapan," ucapnya. (Baca: Kematian Akseyna UI Diungkap: Di Sini Saksi Kunci Berpindah )

Sebelumnya, kriminolog UI Adrianus Meliala mengatakan kepolisian merasa kurang pantas gegabah memberikan pernyataan. "Ini menyangkut nama baik," katanya kepada Tempo pada Selasa, 26 Mei 2015. Setiap pernyataan yang dibuat kepolisian, harus disertai dengan alasan dan bukti yang kuat.

Apabila polisi menyebut mahasiswa berusia 20 tahun ini benar-benar bunuh diri, maka mereka harus memberikan motif yang kuat dan jelas. Sementara kalau mereka menyebut kasus ini sebagai pembunuhan, maka mereka juga bertanggung jawab memaparkan modus, identitas, serta alasan si pelaku.

Kasus ini, menurut Adrianus, masih sangat berkabut. "Kalau bunuh diri, motif tak jelas. Kalau dibunuh, modusnya juga kabur," kata dia. Namun ia tetap meminta polisi untuk terbuka tentang temuan-temuan baru yang kiranya menjadi petunjuk atas kasus ini. (Baca: Polisi: Askeyna UI Tak Sukarela Menceburkan Diri ke Danau)

URSULA FLORENE SONIA | IMAM HAMDI | BC

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

12 jam lalu

 Kabag Humas Operasi Satgas Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno. Dok: Satgas Damai Cartenz.
Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.


Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

12 jam lalu

Detik-detik ledakan api menguar di area kerja PT Kalimantan Ferro Industri atau KFI, di Desa Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kerta Negara, Kalimantan Timur, pada Jumat malam, 17 Mei 2024, sekitar 23.40 WITA. Sumber: Istimewa
Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.


Deretan Kasus Pembunuhan yang Belum Tuntas: Vina Cirebon hingga Marsinah dan Munir

1 hari lalu

Aktivis HAM Munir Said Thalib tewas dalam pesawat rute Singapura-Belanda pada 7 September 2004. Dugaan awal, Munir meninggal akibat sakit. Namun pada 12 November 2004, Badan Forensik Belanda mengeluarkan hasil autopsi bahwa Munir diracun. Pembunuhan berencana itu terungkap setelah dilakukan penyelidikan secara forensik. Dok.TEMPO/Bernard Chaniago
Deretan Kasus Pembunuhan yang Belum Tuntas: Vina Cirebon hingga Marsinah dan Munir

Selain kasus pembunuhan Vina di Cirebon, ada sejumlah kasus kematian yang masih menjadi misteri dan belum diusut tuntas.


Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

1 hari lalu

Aparat gabungan TNI-Polri bersiaga saat terjadi baku tembak dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, pada Jumat, 10 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

Polisi menuding KKB atau TPNPB membunuh warga sipil bernama Boki Ugipa di Intan Jaya


Eks Kapolres Cirebon Brigjen Adi Vivid Buka Suara soal Kasus Pembunuhan Vina

1 hari lalu

Dir Siber Brigjen Pol. Adi Vivid Agustiadi Bachtiar memberikan keterangan saat koferensi pers kasus tindak pidana akses ilegal dalam peretasan kartu kredit untuk pembayaran di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2023. Dalam keteranganya, dua tersangka berinisial DK berhasil ditangkap dan SB menjalani proses hukum di Jepang, dari hasil retasanya melalui Marketplace Be-stok merugikan masyarakat Jepang sebanyak 1,6 miliar, dan kini tersangka terancam hukuman 12 tahun kurungan penjara. TEPO/ Febri Angga Palguna
Eks Kapolres Cirebon Brigjen Adi Vivid Buka Suara soal Kasus Pembunuhan Vina

Saat pembunuhan Vina terjadi, Adi Vivid menjabat Kapolres Cirebon Kota berpangkat AKBP


Iptu Rudiana, Ayah Pacar Vina Buka Suara Soal Kasus Pembunuhan Anaknya oleh Geng Motor 8 Tahun Silam

1 hari lalu

Iptu Rudiana orang tua Eki dalam kasus pembunuhan 'Vina Cirebon. FOTO/Instagram
Iptu Rudiana, Ayah Pacar Vina Buka Suara Soal Kasus Pembunuhan Anaknya oleh Geng Motor 8 Tahun Silam

Penjelasan ayah dari Muhammad Rizky Rudiana atau Eky, yang menjadi korban pembunuhan bersama pacarnya, Vina, oleh geng motor pada 2016.


Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi

1 hari lalu

Pemimpin partai SMER-SSD Robert Fico berjalan di luar markas partainya pada hari pemilihan parlemen awal negara itu di Bratislava, Slovakia, 30 September 2023. REUTERS/Eva Korinkova
Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi

Wakil perdana menteri Slovakia mengatakan ia melihat ada kemajuan dalam kondisi PM Robert Fico setelah selamat dari upaya pembunuhan pekan ini.


Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

2 hari lalu

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico. REUTERS/Laurent Dubrule
Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

Robert Fico ditembak saat menghadiri pertemuan pemerintahannya di Handlova


Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

2 hari lalu

Keluarga Vina bertemu Hotman Paris dalam jumpa pers di salah satu mal di Jakarta Barat. Tampak hadir ayah Vina, Wasnadi, ibu Vina, Sukaesih dan kakak Vina, Marliana, Kamis 16 Mei 2024. ANTARA/Risky Syukur
Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

Awalnya polisi menduga sejoli merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Akhirnya terungkap Vina dan Eky merupakan korban pembunuhan.


Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

2 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

Mustari, 60 tahun, mati di tangan anak kandungnya sendiri setelah mengalami luka di bagian kepala akibat dipukul menggunakan paving block di Tangerang