TEMPO.CO, Washington - Maskapai penerbangan United Airlines meminta maaf kepada seorang penumpang pesawat terkait dengan penolakan pramugari memberikan pembuka kaleng karena takut digunakan sebagai senjata. Penumpang itu bernama Tahera Ahmad, perempuan muslim yang berjilbab, warga negara Amerika Serikat.
Perusahaan jasa penerbangan ini dalam pernyataannya yang dikeluarkan Rabu, 4 Juni 2015, juga mengatakan mereka telah memberikan skors terhadap pramugari tersebut. Permintaan maaf itu disampaikan lewat situs resmi maskapai tersebut siang ini.
Perbuatan pramugari United Airlines itu kini berbuntut panjang. Otoritas Amerika Serikat menginvestigasi peristiwa itu setelah Tahera Ahmad menyampaikan keluhannya ke media sosial.
Peristiwa tersebut bermula ketika Tahera yang juga tokoh Universitas Northwestern, Illinois, melakukan penerbangan dari Chicago menuju Washington menggunakan United Airlines. Dalam statusnya di Facebook dia menulis telah mendapatkan sikap diskriminatif oleh pramugari ketika tidak mendapatkan alat pembuka minuman kaleng. "Pramugari menolak karena takut alat tersebut digunakan untuk aksi terorisme," ia menuliskan.
Keluhan Tahera di Facebook mendapatkan sambutan dari berbagai kalangan, termasuk para pengguna Twitter. Bahkan dalam akun Twitter sejumlah orang mengajak melakukan boikot massal terhadap penerbangan United. Hingga saat ini, Tahera belum memberikan tanggapan atas permohonan maaf yang disampaikan oleh United Airlines, Rabu, 4 Juni 2015.
AL-JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN