TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Perdagangan Rahmat Gobel sudah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait beserta pemerintah daerah untuk mengontrol pasokan kebutuhan bahan pokok. Langkah ini dilakukan untuk mencegah inflasi tajam menjelang bulan Ramadan.
Sebagai langkah teknis, Kementerian menyiapkan enam langkah yang dikoordinasikan dengan lembaga lain. "Ini sebagai tindak lanjut rapat terbatas di Istana," ujar Menteri Perdagangan Rahmat Gobel di Jakarta, Jumat, 5 Juni 2015.
Langkah pertama, Kementerian bakal menerjunkan tim untuk memantau harga di pasar-pasar induk dan sentra produksi bahan pokok. Pemantauan ditujukan untuk mencegah adanya ketidaksesuaian stok dengan harga, atau anomali menjelang Ramadan.
Kedua, koordinasi kelancaran pasokan dan distribusi atau hal lain yang mengganggu pengadaan bahan pokok. Dalam hal ini, Kementerian bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengetahui daerah mana saja yang membutuhkan stok bahan pokok lebih banyak.
Ketiga, Kementrian bekerja sama dengan Direktorat Jendetal Perhubungan Darat memprioritaskan pengangkutan bahan pokok sejak H minus 4 hingga H plus 1 Hari Raya Idul Fitri.
Koordinasi lain dilakukan dengan Kepolisian, PT Pertamina, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pariwisata. "Dari hasil koordinasi, Kementrian Kesehatan akan menyediakan posko kesehatan khusus dan Pertamina berjanji menambah pasokan bahan bakar minyak dan gas elpiji," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina.
Keempat, menetapkan harga acuan bahan pokok khusus bulan Ramadan dan hari raya agar konsumen mendapatkan harga yang wajar. Srie memaklumi ada pedagang yang meningkatkan margin khusus bulan tersebut. Hanya saja, dia menghimbau kenaikan harga harus dalam batas wajar.
Harga acuan bakal ditetapkan setelah Peraturan Presiden Khusus Pengadaan dan Penyimpanan Bahan Pokok diteken. Draf peraturan sudah berada di meja Sekretariat Kabinet untuk ditinjau dan disetujui langsung oleh Presiden Jokowi.
Srie juga sedang memperjuangkan penurunan disparitas harga bahan pokok antar daerah. Dia mengaku sudah meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Laut agar kapal pengangkut bahan pokok bisa mendapat jadwal pelayaran yang terjadwal di 30 pelabuhan perintis. Srie mengklaim upaya ini mampu menekan biaya pengangkutan hingga 20 persen. "Sudah terbukti karena ada pilot projectnya."
Tahun ini, Kementrian Perdagangan tetap mengadakan operasi pasar dengan cara mengawal anomali harga bahan pokok di pasaran. Untuk memaksimalkan operasi pasar, pemerintah dan kepolisian memantau distribusi bahan pokok di gudang ataupun pelabuhan agar stok yang tersimpan dan beredar bisa terpantau.
Kelima, Kementrian Perdagangan bakal menyurati Bulog agar mengadakan operasi pasar. Namun, itu adalah langkah terakhir sebab stok beras nasional masih cukup hingga lima bulan ke depan. Inflasi beras, pada Ramadan dan hari raya tahun ini juga diperkirakan tidak mengganggu daya beli konsumen.
Keenam, pada pertengahan Ramadan hingga menjelang lebaran, Kementrian Perdagangan tetap mengadakan pasar murah. Kata Srie, lembaganya menggaet pemerintah provinsi untuk menjual barang kebutuhan pokok yang lebih murah dari harga pasar di 150 titik.
ROBBY IRFANY