TEMPO.CO , Taipei:Di tengah lesunya industri personal computer (PC) selama empat tahun terakhir, acara pameran komputer terbesar di Asia, Computex Taipei Summit Forum 2015, tidak mendorong kebangkitan komputer desktop dan laptop. Pameran itu justru berfokus ke perangkat pakai (wearable device) dan Internet of Things alias IoT.
IoT merupakan konsep yang digagas oleh pendiri Auto-ID Centre, Kevin Ashton, pada 1999, untuk menjelaskan visinya soal peralatan rumah tangga yang serba terkoneksi dengan Internet.
Baca Juga:
Sebanyak 700 dari sekitar 1.700 peserta menyuguhkan produk dan jasa terkait dengan teknologi IoT di acara pameran ini. Menurut penyelenggara acara, belanja untuk informasi teknologi dan telekomunikasi bakal naik sekitar 3,8 persen menjadi sekitar US$ 3,8 triliun.
“Sekitar sepertiga dari belanja tersebut diserap teknologi-teknologi baru, seperti mobile, cloud, dan analisis big data analytic, serta IoT," kata Walter Yeh, Wakil Eksekutif Presiden Dewan Pengembangan Perdagangan Eksternal (TAITRA), yang juga penyelenggara Computex, dalam rilis saat pembukaan Computex 2015, Selasa 2 Juni 2015 lalu.
Sebanyak 1.700 exhibitor dari 21 negara memamerkan perangkat, teknologi, dan jasa mereka di 5.072 booth. Mereka tersebar di empat tempat penyelenggaraan Computex 2015, yakni di Taipei World Trade Center Hall 1, Hall 3, Nangang Exhibition Hall, dan Taipei International Convention Center.
Fokus pada IoT dan perangkat pakai dianggap sebagai cara mengembalikan kejayaan Computex, yang sempat disebut sebagai kiblat industri PC. Dalam pergelaran beberapa tahun sebelumnya, Computex sempat mencoba membawa gelombang tren teknologi cetak tiga dimensi.
Namun sejumlah kalangan menganggap upaya tersebut gagal. Acara pameran serupa, seperti Consumer Electronic Show di Amerika Serikat dan Mobile World Congress di Spanyol, tersohor karena menampilkan perangkat-perangkat mobile papan atas, dari perusahaan semacam Samsung, HTC, hingga Sony. Sedangkan perusahaan hardware besar lain, seperti Lenovo dan Apple, memiliki perhelatan sendiri.
Tren perkembangan Internet of Things mulai terlihat sejak tahun lalu. Momen ini dicoba dimanfaatkan oleh acara Computex Taipei guna menambah bobot pameran di mata para pengunjung.
Perusahaan seperti DHL dan Cisco memperkirakan 50 miliar peralatan rumah tangga bakal terhubung dengan Internet hingga 2020. Nilai ekonomi IoT dari inovasi dan pendapatan diperkirakan mencapai US$ 8 triliun atau sekitar Rp 106 ribu triliun.
KODRAT SETIAWAN