TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mujiono mengatakan lima sopir taksi yang ditahan pada Jumat, 19 Juni 2015 masih berstatus sebagai saksi. Kelima sopir taksi Uber masih diperiksa oleh penyidik.
"Lima orang tersebut masih diperiksa dan statusnya masih sebagai saksi, belum ada perkembangan," kata Mujiono kepada Tempo, Minggu, 21 Juni 2015.
Sebelumnya pada Jumat, 19 Juni 2015, Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjebak delapan taksi Uber. Dari delapan taksi, sebanyak lima sopir dan taksi lantas digiring ke Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Saat itu Organda menjebak empat unit Toyota Avanza dan satu Toyota Innova. Kelima mobil yang dijebak tersebut menggunakan pelat nomor hitam layaknya kendaraan pribadi. Di setiap kaca mobil dipasang stiker Uber Taksi-Cybercrime.
Pantauan Tempo, kelima mobil yang semula terparkir di halaman Dirkrimsus Polda Metro Jaya tak tampak. Di halaman hanya ada beberapa mobil yang sudah berdebu tebal dan di kaca mobil tersebut tak tampak ada stiker. Ketika mengitari halaman Dirkrimsus, mobil yang dimaksud juga tak ada.
Taksi Uber dicari-cari oleh Organda karena dianggap tak berizin. Keberadaan taksi ini dianggap ilegal. Organda menganggap taksi Uber melanggar peraturan pemerintah mengenai jasa layanan transportasi lantaran tak membayar pajak, tak berizin resmi, dan berpelat hitam.
Ketua Koperasi Trans Usaha Bersama Hariyanto menyayangkan penangkapan terhadap lima pengemudi taksi Uber. Dia menganggap penangkapan itu merupakan penjebakan terhadap pengemudi Uber.
Hariyanto berujar cara tersebut secara tidak langsung meruntuhkan wibawa Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Organda DKI, maupun Polda Metro Jaya. "Karena kami tidak melakukan kejahatan apa pun," ujar dia di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 Juni 2015.
Uber Asia mengklaim telah mengantongi lisensi dan terdaftar secara resmi di Jakarta. "Setiap kendaraan di Jakarta yang berada di bawah platform Uber terdaftar sebagai kendaraan sewa resmi," kata Communication Lead Uber Asia Tenggara dan India Karun Arya melalui surat elektronik, Sabtu, 20 Juni 2015.
DINI PRAMITA | DIMAS SIREGAR | SATWIKA GEMALA MOVEMENTI