TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu persoalan yang mengusik Joko Widodo untuk segera merombak kabinetnya adalah waktu tunggu kontainer saat dibongkar dari kapal hingga keluar dari kawasan pelabuhan (dwelling time). Jokowi, pada Rabu dua pekan lalu, geram saat mengetahui dwelling time itu terlalu lama dan sempat mengancam akan mencopot menteri yang tak becus bekerja.
“Kalau sudah sulit, ya, pergi saja. Bisa saja dirjen-nya saya copot, bisa saja pelaku di lapangan saya copot, bisa juga menterinya saya copot," kata Jokowi setelah keluar dari Ruang Planning and Controlling di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu itu.
Saat itu Jokowi mendapati bahwa dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok sekitar 5,59 hari. Hal ini membuat daya saing Indonesia jauh tertinggal dari negara lain. Akibatnya, timbul inefisiensi hingga Rp 780 triliun.
Baca juga: Dikabarkan Mau Dicopot, Menteri Rini: Kalau Sudah Waktunya…
Setidaknya enam menteri terseret dalam kasus dwelling time ini karena terkait dengan kepengurusan izin ekspor-impor barang. Keenam menteri itu adalah Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, serta Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Masalah dwelling time ini muncul lagi dalam rapat Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat dengan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II Richard Joost Lino, kemarin. Lino menjelaskan peristiwa Jokowi marah besar di ruang satu atap di Pelabuhan Tanjung Priok pada 17 Juni lalu itu adalah sandiwara. Sebab, selama ini, ruangan yang dikunjungi Jokowi tersebut selalu kosong.
Selanjutnya: Sebelum Jokowi berkunjung