TEMPO.CO Athena: Pemerintah Yunani menutup sejumlah bank negara dan membatasi pengambilan uang melalui kotak Anjungan Tunai Mandiri (ATM) hingga 6 Juli 2015. Kebijakan ini untuk mengakhiri kondisi perbankan pemerintah yang sedang berdarah-darah.
Krisis keuangan di Yunani disusul dengan mulai menipisnya persediaan bahan bakar minyak di stasiun pompa bensin dan minimnya barang-barang kebutuhan rumah tangga di supermarket.
Presiden pemilik stasiun gas di Chania, Vangelis Kotsos, dalam acara jumpa pers mengungkapkan bahwa sekitar setengah stasiun pompa bensin saat ini kering kerontang alias tak punya persediaan sama sekali.
Televisi Channel 4 melaporkan, banyak stasiun pompa bensin membatasi pembelian maksimum US$ 22,20 atau setara dengan Rp 300 ribu sekali datang. Beberapa orang dalam cuitannya di akun Twitter melaporkan bahwa hanya minyak solar yang masih tersedia di stasiun pompa bensin sementara di tempat lainnya benar-benar ditutup.
Pada bagian lain, Guardian melaporkan bahwa persediaan makanan di supermarket sangat memprihatinkan. "Pembeli panik mengambil apa saja yang tampak, termasuk makanan pokok gula dan gandum."
Pemerintah Yunani saat ini dihadapkan dengan berbagai kesulitan, selain kondisi perbankan dan persediaan bahan bakar minyak, juga harga barang-barang pokok kebutuhan rumah tangga melambung tinggi.
Pemerintah juga sedang berjuang melawan usulan kenaikan pajak dari 13 persen menjadi 23 persen. Menurut Ketua Asosiasi Restoran SEPOA, Thanassis Papanikolaou, kenaikan bakal dibayar mahal oleh ribuan pekerja dan pengusaha.
"Kami punya pengalaman pada 2011 ket9ika pajak naik dari 13 menjadi 23 persen, sebanyak 4.500 pengusaha rumah makan tumbang dan 40 ribu orang kehilangan pekerjaan," ucapnya kepada media Yunani, Ekathimerini.
BUSINESSINSIDER | CHOIRUL AMINUDDIN