TEMPO.CO, Jepara - Duka menyelimuti kediaman orang tua Serda Ainul Abidin, 35 tahun, di Desa Jobokuto, Kecamatan Jepara, Jepara, Jawa Tengah. Ainul beserta istri dan kedua anaknya menjadi korban pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara.
“Kami masih menunggu informasi dari Medan dan keluarga di Pekanbaru,” kata kakak kandung Ainul, Mastika, saat ditemui Tempo di kediaman orang tua Serda Ainul, Rabu, 1 Juli 2015.
Ainul merupakan prajurit Angkatan Darat yang bertugas di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Menurut Mastika, Ainul baru bertugas selama empat bulan di sana dan berencana memboyong keluarganya dari Pekanbaru ke Natuna, setelah mendapatkan fasilitas rumah dari kesatuannya di Kodim Ranai.
Sebelum berangkat, Ainul sempat menelepon ayahnya di Jepara pada 20 Juni 2015. Ainul memberi kabar bahwa dia berencana memboyong keluarganya ke Pulau Natuna pada Selasa, 30 Juni 2015.
“Bapak sempat mencegah Ainul agar tidak pergi ke Natuna pada tanggal itu. Bapak minta sebaiknya pergi pada tanggal 7, 17, atau 27,” ujar Mastika.
Namun, dengan alasan masa tugas serta jadwal keberangkatan pesawat yang hanya ada pada tanggal tersebut, Ainul ngotot memboyong keluarganya pada Selasa pagi, 30 Juni 2015, menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara.
Kini, Mustika berharap jenazah Ainul bisa dipulangkan ke Jepara sesuai permintaan ayahnya. “Bapak ingin Ainul dimakamkan di dekat rumah, berdekatan dengan makam ibu,” tuturnya.
Komandan Kodim 0719 Jepara Letnan Kolonel Infanteri Adek Chandra Kurniawan mengatakan sedang mengupayakan pemulangan jenazah Serda Ainul ke Jepara. “Kami masih melakukan komunikasi dengan pihak di Medan untuk memastikan pemulangan jenazah,” ucapnya.
FARAH FUADONA