TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang mewaspadai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal susulan di PT Ching Luh Indonesia setelah pemecatan 2.441 karyawan produsen sepatu merk Adidas itu.
"Kami awasi secara ketat hingga beberapa bulan ke depan, untuk memastikan PHK massal tidak terjadi lagi,"ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang Syafrudin kepada Tempo, Kamis, 2 Juli 2015.
Pekan lalu perusahaan melapor ke Dinas Tenaga Kerja bakal memecat 2.441 pegawainya. Syafrudin mengatakan, pekerja yang di PHK akan menerima pesangon minimal dua kali gaji ditambah uang THR. "Proses penyelesaian ditargetkan bisa selesai sebelum Lebaran ini," katanya.
Untuk jaga-jaga, petugas secara berkala memantau kondisi kesehatan perusahaan. "Apakah ordernya meningkat atau justru mengalami penurunan dalam beberapa bulan ke depan ini," katanya. Jika perusahaan mengalami penurunan order secara drastis lebih parah dari kondisi sebelumnya, Syafrudin memastikan kondisi bakal mengancam sekitar 11 ribu buruh yang saat ini tersisa.
Syafrudin meminta perusahaan jika kondisi pabrik kembali sehat, agar mempekerjakan kembali buruh yang sudah di PHK. Pengawasan ini, kata Syafrudin, dilakukan agar Pemerintah bisa mengantisipasi dampak dari PHK massal itu. "Diantaranya adalah memastikan buruh menerima hak-hak normatifnya sesuai aturan," katanya.
Mereka yang di PHK adalah 30 persen dari sekitar 13.000 pekerja di pabrik yang berlokasi di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Jika melihat kondisi perusahaan saat ini, kata Syafrudin, tidak menutup kemungkinan nasib yang sama akan menimpa buruh lainnya. "Kami harapkan semoga ini tidak terjadi,"katanya.
Menurut Syafrudin, 6 bulan lalu perusahaan melaporkan kesulitan usahanya. Produsen pabrik sepatu Adidas terbesar di Tangerang ini melaporkan jika perusahaan terus merugi seiring merosotnya jumlah order harian sejak enam bulan belakangan ini.
"Order terus mengalami penurunan dari 1.300 pcs sehari menjadi dibawah 500 pcs sehari,"kata Syafrudin. Negara negara di Asia Pasifik dan Eropa adalah pengorder sepatu paling besar di perusahaan itu.
Selain mengawasi Ching Luh, Dinas Tenaga Kerja juga mengawasi perusahaan lain di Kabupaten Tangerang yang memiliki gejala penurunan drastis produksi." Sampai saat ini belum ada," katanya.
JONIANSYAH