TEMPO.CO , Banyuwangi: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memasang satu unit tiltmeter untuk memantau aktivitas vulkanik Gunung Raung. Alat tersebut dipasang di lereng tenggara di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur.
“Ada 2 tiltmeter untuk memantau Gunung Raung. Tapi sebulan lalu, satu tiltmeter rusak,” kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Hendra Gunawan kepada Tempo, Senin, 6 Juli 2015.
Baca Juga:
Hendra mengatakan, tiltmeter adalah alat untuk mengukur perubahan bentuk (deforestasi) gunung api. Pemasangan alat tersebut, untuk menggantikan tiltmeter yang rusak karena terkena abu vulkanik Gunung Raung.
Menurut Hendra, selain 2 tiltmeter, aktivitas Gunung Raung dipantau oleh 4 stasiun seismik untuk mengukur kegempaan. Serta satu unit kamera intai (CCTV) yang ditempatkan di Gunung Ijen.
Untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Raung, PVMBG menerjunkan delapan pengamatnya ke Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Desa Sumberarum, Songgon. Tim akan bekerja di Banyuwangi hingga akhir Juli 2015.
Sejak status dinaikkan ke siaga pada 29 Juni lalu, aktivitas gunung setinggi 3.332 meter dari permukaan laut itu belum menurun. Hendra mengatakan, amplitudo gempa tremor Gunung Raung masih berada di angka 28 milimeter.
Asap pekat masih membumbung dengan ketinggian 400-500 meter. Asap terbawa angin ke arah timur tenggara sehingga memicu hujan abu di Banyuwangi. “Suara gemuruh juga masih terdengar,” kata dia.
Kepala Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Sigit Widodo, mengatakan, keluarnya asap Gunung Raung belum mengganggu penerbangan dengan rute Surabaya-Banyuwangi atau sebaliknya. Sebab, rute yang melewati Gunung Raung hanya salah satu rute alternatif dari 2 rute lain. “Maskapai menghindari rute melewati Gunung Raung,” kata dia.
IKA NINGTYAS