TEMPO.CO, Jakarta -Turun dari sepeda berwarna krem, S langsung membuka pagar rumahnya. Anak pertama Leassa Sharon Rose Prabowo itu memasukkan sepeda dan menurunkan kantong plastik yang tercantol di setang sepeda.
"Tadi dari warung," katanya di depan rumahnya di kompleks Cipulir Permai Blok W 15, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Juli 2015.
Ketika ditanya ihwal Sharon, dia mengatakan ibunya sedang istirahat dan tidak bisa diganggu. Tapi dia menjelaskan sedikit perihal keluarganya. Dia memiliki dua adik, di antaranya yang diduga digergaji Sharon.
Untuk menempuh pendidikan selama ini, dia dan adiknya sekolah di rumah atau homeschooling. Dalam homeschooling, ucap S, dia sejajar dengan kelas tiga sekolah menengah pertama, sedangkan adiknya yang diduga digergaji ibunya masih di sekolah dasar. "Guru datang setiap Senin, Rabu, dan Kamis," katanya.
Ketika ditanya mengenai sang ayah, dia langsung masuk ke dalam rumah. "Besok saja, bisa tanya Ibu ketika datang ke Kepolisian Resor Jakarta Selatan," katanya.
Sharon dilaporkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada 29 Juni lalu. Musababnya, Sharon diduga melakukan kekerasan fisik kepada anaknya. Sekretaris KPAI Erlinda mengatakan sudah bertahun-tahun korban kerap dipukul, disundut rokok, dicubit, dan dilempar mangkuk oleh ibunya. "Terakhir, tangannya digergaji," katanya, Jumat lalu.
Aktivis Family Number One Community, Susi, menuturkan kasus ini bermula dari laporan tetangga korban yang iba terhadap bocah yang kerap disiksa ibunya itu. Menurut dia, saat ditemukan, korban dalam kondisi demam.
Menurut keterangan tetangga yang menolong, korban kabur dari rumahnya di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Jumat pekan lalu.
Sharon sempat melaporkan kehilangan anaknya ke Kepolisian Sektor Metro Kebayoran Lama pada Ahad lalu. "Tapi tetangganya sengaja enggak bilang karena tahu kelakuan ibunya," tutur Susi.
Sharon membantah semua tudingan itu. Menurut dia, korban hilang bukan karena mengalami kekerasan, melainkan diculik. "Korban terakhir kali terlihat di rumah pada 26 Juni lalu," katanya. Karena panik, kata Sharon, dia mengadukan kehilangan anaknya ke Polsek Kebayoran Lama. "Kalau saya melakukan kekerasan, ngapain saya lapor? Itu, kan, seperti menyerahkan diri."
HUSSEIN ABRI YUSUF