TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Sektor (Polsek) Makassar membentuk dua tim untuk mengusut kematian Tiara, 13 tahun, bocah malang yang tewas di tangan ayah kandungnya, Rudi Haeruddin, 35 tahun. Dua tim khusus itu mempunyai tugas berbeda dalam mengungkap peristiwa tragis yang menimpa Tiara. "Iya, sudah ada dua tim yang bekerja mengusut kasus ini," kata Kepala Polsek Makassar Komisaris Sudaryanto, Kamis, 9 Juli 2015.
Sudaryanto menerangkan tim pertama bertugas melakukan penyelidikan dengan target menangkap Rudi yang masih buron. Sudaryanto mengatakan anggotanya masih di lapangan untuk mencari tahu keberadaan pelaku. Kepolisian juga meminta keluarga korban melapor bila melihat Rudi. Adapun tim kedua bertugas melakukan penyidikan berupa pemeriksaan saksi-saksi. "Dalam tim itu totalnya 16 orang," kata dia.
Sejauh ini kepolisian telah memeriksa empat saksi dalam kasus penganiayaan yang menewaskan Tiara. Mereka adalah ibu korban, Ani; adik korban, Indriyani; dan dua tetangga korban, yakni Daeng Naba dan Vera. Berdasarkan keterangan mereka, Rudi yang merupakan ayah almarhum disebut sebagai pelaku penganiayaan yang menewaskan Tiara.
Rudi menganiaya putri sulungnya itu di rumahnya di Jalan Rappocini Raya Gang I, Kecamatan Makassar, Selasa, 7 Juli 2015 sekitar pukul 21.00 Wita. Dengan brutal dia memukuli tengkuk dan kaki Tiara menggunakan sapu dan balok kayu sampai korban tak bergerak. Korban sempat dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo sampai akhirnya dinyatakan tewas, Rabu, 8 Juli 2015 sekitar pukul 07.00 Wita.
Dalam melakukan perbuatan kejinya, Rudi menggunakan tiga benda tumpul untuk memukul Tiara. Benda itu adalah sebuah sapu yang patah tiga, penggaris kayu, dan balok kayu. "Ketiga benda itu sudah kami amankan dan menjadi barang bukti," ucap Sudaryanto.
Ibu Tiara, Ani, 30 tahun, mengatakan usai menganiaya anaknya, Rudi terakhir dilihatnya di RS Wahidin Sudirohusodo. Selepas itu, pria pengangguran itu kabur dari kejaran polisi. Namun beberapa kali suaminya itu sempat terlihat di sekitar rumah korban yang juga merupakan TKP. "Ada juga yang sampaikan dia (Rudi) sempat ke kuburan anaknya," kata Ani.
Belum tertangkapnya Rudi, Ani menyatakan, membuat pihaknya khawatir. Ia masih dibayang-bayangi ketakutan bila suaminya yang mudah emosi itu malah membunuhnya. Karena itu, dia berharap polisi segera mencokok pelaku sehingga bisa mempertanggungjawabkan perbuatan kejinya.
TRI YARI KURNIAWAN