TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota Dewan Kehormatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Djohar Arifin Husin mengatakan sanksi yang diberikan Komite Etik PSSI kepadanya merupakan sebuah lelucon. Menurut dia, sanksi yang diberikan kepadanya berlandaskan pada dendam.
"Sanksi ini sudah bisa diduga sebelumnya. Sanksi yang diberikan hanya untuk membalas dendam saja atau sikap asal bapak senang," kata Djohar kepada Tempo melalui pesan singkat, Kamis, 9 Juli 2015.
Djohar menjelaskan, sanksi yang diberikan Komite Etik kepadanya terasa janggal, karena ia sudah bukan pengurus PSSI. "Masak, pengurus sekarang bisa menghukum pengurus sebelumnya," ucapnya.
Kemarin, berdasarkan Keputusan Komite Etik PSSI Nomor 001/KEP/KE/PSSI/VII-15, Djohar Arifin Husin dinyatakan terbukti melanggar Kode Etik PSSI. Komite Etik lantas menghukum mantan Ketua Umum PSSI tersebut dengan cara memberhentikan Djohar dengan tidak hormat sebagai anggota kehormatan PSSI periode 2015-2019. Selain itu, Komite Etik melarang Djohar beraktivitas dalam kegiatan yang berkaitan dengan sepak bola di lingkungan PSSI, AFC, dan FIFA seumur hidup terhitung sejak 8 Juli 2015.
Menurut anggota Komite Etik Harto Yuniarto, Djohar terbukti melanggar Kode Etik PSSI Pasal 6 tentang sikap terhadap pemerintah dengan organisasi swasta, Pasal 7 soal diskriminasi, Pasal 8 terkait dengan perlindungan hak pribadi, dan Pasal 9 tentang kesetiaan dan kerahasiaan.
GANGSAR PARIKESIT