TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama, Lukman Saifuddin, meminta direktur jenderal bimas Kristen Kementerian Agama dan kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua segera mengambil langkah-langkah strategis menyelesaikan masalah bentrok di Tolikara, Papua.
"Saya telah instruksikan Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Kemenag Papua mencaritahu duduk masalah dan menangani masalah itu," kata Lukman dalam siaran persnya, Sabtu 18 Juli 2015.
Kericuhan berawal ketika warga sedang salat Ied di musala, tiba-tiba sejumlah orang dari beberapa penjuru melempari jamaah, sambil berteriak bubarkan. Aparat keamanan dari kesatuan Brimob setempat dan Yonif Infantri 756 yang mengamankan salat Idul Fitri kemudian mengeluarkan tembakan peringatan guna membubarkan massa. Warga muslim yang salat kemudian membubarkan diri demi keamanan.
Atas insiden tersebut, Menteri Lukman meminta direktur jenderal bimas Kristen Kementerian Agama dan kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua segera melakukan mediasi agar tidak terpancing provokasi. "Saya minta agar dilakukan pendekatan yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat di sana," katanya. Ia juga meminta agar aparat mengusut kasus itu agar sengketa tak terulang.
Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha R Hutabarat menyatakan umat Kristen sangat prihatin atas insiden pembakaran rumah ibadah di Tolikara, Papua. Apalagi, insiden justru terjadi pada saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, yang merupakan hari kemenangan bagi umat muslim.
"Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yg melukai hati umat muslim yang adalah saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air. Kami berharap agar masalah ini dapat diselesaikan sesuai peraturan perundangan berlaku," kata Hutabarat, Jumat 17 Juli 2015.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta dua kelompok warga yang terlibat bentrokan di Kabupaten Tolikara, Papua, menahan diri. "Dua-duanya mestinya menahan diri. Yang Lebaran menahan diri, masyarakat yang punya acara lain juga tentu harus memahami. Saling memahamilah," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jumat, 17 Juli 2015.
Kalla mengatakan bentrokan melibatkan dua kelompok masyarakat yang tengah menyelenggarakan acara di lokasi berdekatan. Kelompok pertama adalah masyarakat yang tengah menjalankan salat Idul Fitri, sementara kelompok lain tengah mengadakan acara di gereja. "Karena masalah speaker, ada tabrakan-tabrakan," katanya. Atas terjadinya insiden ini, JK mengimbau aparat kepolisian dan pemerintah daerah setempat segera menyelesaikan bentrokan tersebut.
ANTARA | ANANDA TERESIA