TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini, 28 Juli 2015, bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Tony Tan Keng Yam. Dalam pertemuan itu, para kepala negara menyepakati peningkatan kerja sama pada berbagai sektor.
Pada bidang perdagangan, Jokowi mengaku terus berupaya meningkatkan ekspor produk pertanian dan olahan unggas ke Singapura. "Indonesia juga berharap agar Singapura melakukan diversifikasi investasi," kata Teten Masduki dari Tim Komunikasi Kepresidenan melalui keterangan persnya, Selasa, 28 Juli 2015.
Beberapa sektor yang layak jadi alternatif lain adalah agrobisnis, transportasi, komunikasi, dan energi. Sedangkan pada bidang pariwisata, Indonesia sepakat untuk bekerja sama dalam promosi bersama dan pengembangan cruise tourism. Selain itu, kedua negara setuju untuk menyegerakan penyelesaian perbatasan maritim yang masih tersisa.
Indonesia dan Singapura, kata Teten, juga sepakat meningkatkan kerja sama pada bidang pemberantasan korupsi, pemberantasan terorisme, money laundering, serta pencegahan dan pemberantasan kejahatan lintas batas lainnya.
Isu penting lain yang dibahas bersama adalah solusi bagi dimungkinkannya pelaksanaan kerja sama pada bidang pertahanan dan ekstradisi. Jokowi juga menyambut baik ditandatanganinya tiga kerja sama baru pada bidang e-government, pemuda dan olahraga, serta kerja sama antara Kadin dan Singapore Business Federation yang akan memperkuat interaksi B-to-B.
Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Singapura yang memberikan perlindungan bagi warga negara Indonesia yang ada di Singapura. "Indonesia siap membantu keperluan tenaga kerja di bidang care giver, tenaga perawat, dan tenaga perhotelan," ujar Teten. "Para kepala negara juga mendiskusikan upaya-upaya untuk menjaga stabilitas di kawasan serta penegakan hukum."
Selain didampingi Ibu Negara, ikut bersama rombongan Presiden dalam kunjungan kenegaraan ini antara lain Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, serta Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Franky Sibarani.
FAIZ NASHRILLAH