TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai sulitnya atlet Indonesia meraih prestasi optimal di kancah olahraga internasional disebabkan oleh buruknya gelanggang olahraga. Menurut Ahok, atlet Indonesia tak terbiasa berlatih dengan sarana dan prasarana berkualitas terbaik.
Ahok mencontohkan banyak fasilitas gedung olahraga yang sebenarnya dibangun dengan dana puluhan miliar, tapi kualitasnya justru memprihatinkan. "GOR di Indonesia payah," kata Ahok saat memberi penghargaan untuk atlet DKI yang berprestasi pada SEA Games Singapura, Selasa, 4 Agustus 2015.
Ahok lantas membeberkan contoh pembangunan GOR Pancoran yang semula dianggarkan Rp 48 miliar. Menurut Ahok, desainnya sangat payah dan kampungan. Namun, setelah Ahok mencontek desain GOR dari Amerika Serikat yang punya kualitas olimpiade, Ahok menyebut hanya perlu dana Rp 46 miliar.
Tak ingin atlet Indonesia kalah saing, Ahok berjanji bakal meningkatkan kualitas sarana dan prasarana olahraga di DKI. Salah satunya, kata dia, membuat tiap cabang olahraga punya markas khusus. "Saya sedang upayakan tiap GOR kualitas olimpiade menjadi markas khusus cabang olahraga dan disertai museum kecil," kata Ahok.
Pada kesempatan tersebut, Ahok sekaligus memberi penghargaan pada 59 atlet SEA Games asal DKI yang berhasil meraih medali. Peraih medali dari cabang olahraga individu diganjar Rp 200 juta untuk medali emas, Rp 75 juta untuk medali perak, dan Rp 35 juta untuk medali perunggu.
Sementara peraih medali dari cabang olahraga beregu memperoleh Rp 100 juta untuk medali emas, Rp 40 juta untuk medali perak, dan Rp 15 juta untuk medali perunggu. Adapun pelatih yang mengantar atletnya meraih medali juga mendapat apresiasi berupa uang sejumlah Rp 75 juta untuk medali emas, Rp 50 juta untuk medali perak, dan Rp 25 juta untuk medali perunggu.
RAYMUNDUS RIKANG