TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi andalan tim bulu tangkis Indonesia untuk bisa menyabet gelar di Kejuaraan Dunia 2015 yang akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, 10-16 Agustus 2015. Untuk bisa mewujudkan target juara, mereka telah melakukan persiapan selama dua bulan terakhir.
"Dengan persiapan yang dua bulan ini, saya sendiri sangat menantikan kejuaraan ini. Mudah-mudahan dengan persiapan matang, kami bisa mendapatkan hasil maksimal," ujar Tontowi, saat jumpa wartawan di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu, 9 Agustus 2015.
Tontowi pernah meraih gelar juara dunia sekali bersama Liliyana pada tahun 2013. Saat itu, kejuaraan dunia berlangsung di Cina. Sementara, Liliyana sudah meraih gelar juara dunia tiga kali, dua gelar diraihnya saat masih berpasangan dengan Nova Widianto pada 2005 dan 2007.
Bagi Liliyana, Kejuaraan Dunia kali ini spesial karena tampil sebagai tuan rumah. "Tiga kali saya juara dunia di luar negeri, di Amerika Serikat, Malaysia dan Cina," kata dia. "Sekarang ini di Jakarta dan momennya pas mau ulang tahun kemerdekaan, semua pemain pastinya kepingin memberikan yang terbaik dengan memberikan gelar."
Tampil di hadapan pendukung di tanah air sendiri, kata Liliyana, menambah motivasi untuk memenangkan setiap pertandingan. Apalagi, mereka tampil didukung tiga pasang juniornya, Praveen Jordan/Debby Susanto, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja dan Riky Widianto/Puspita Richi Dili. "Saya berharap mereka bisa mencegat pemain-pemain unggulan, minimal menyusahkan," kata dia.
Meski persiapan matang dan memiliki keuntungan sebagai tuan rumah, menurut Liliyana, tidak mudah menjadi juara. Persaingan di nomor ganda campuran saat ini, kata dia, cukup ketat. Di babak 16 besar, ada kemungkinan mereka kembali berhadapan dengan pasangan Hongkong Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah yang sebelumnya mengalahkannya di Australia Terbuka pada Mei lalu. "Jadi, kami harus kerja keras dan lebih fokus, step by step," ujarnya.
Dalam perjalanan menuju partai puncak, Liliyana tak ingin meremehkan siapapun lawan yang dihadapi baik unggulan maupun non-unggulan. "Menuju ke semifinal, ada batu-batu sandungan yang harus saya waspadai," kata dia.
RINA WIDIASTUTI