TEMPO.CO, Depok - Universitas Indonesia menganggarkan Rp 1 miliar khusus untuk penambahan kamera pemantau atau CCTV. Penambahan CCTV tersebut untuk meningkatkan pengawasan di sejumlah titik yang dianggap rawan di kampus UI, Depok.
Rektor Universitas Indonesia Prof Muhammad Anis mengatakan anggarannya sudah disediakan Rp 1 miliar untuk menambah CCTV. Ia mengaku jumlah kamera pemantau di UI masih kurang. Soalnya, hanya ada di pintu masuk dan di setiap kampus saja.
"Tahun ini ada alokasi khusus untuk pemasangan CCTV di lokasi yang dianggap rawan," kata Anis, Kamis 13 Agustus 2015.
Dia membantah pemasangan CCTV ini, terkait keamanan pasca dugaan pembunuhan Akseyna Ahad Dori, Maret 2015. "Peningkatan pengawasan dan pengamanan lingkungan kampus memang setiap tahun ditingkatkan. Memang dengan kasus Akseyna kami lebih tingkatkan lagi. Dan jadi evaluasi keamanan kami," tuturnya.
Terkait pengungkapan kasus Akseyna, Anis berharap bisa cepat dilakukan. Menurutnya, pengungkapan kasus ini masih lambat. Imbasnya, menurut dia, UI jadi dirugikan. "Perhatian terkuras hanya di kasus Akseyna," ucapnya.
Anis menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian agar segera mengungkapnya. Ia mengatakan UI belum membentuk tim investigasi sendiri untuk mengungkap kasus ini. Tapi, sudah ada beberapa ahli di UI, sedang mengikuti perkembangan kematian Akseyna.
"Mereka person incharge yang menaruh perhatian kasus ini. Kepalanya diketuai oleh Wakil Ketua PLK (Pembinaan Lingkungan Kampus) UI," ucapnya.
Selain itu, ia mengatakan melalui lembaga bantuan hukum UI, para saksi telah diberikan pendampingan hukum. Menurutnya, perlindungan saksi diberikan karena mahasiswa yang menjadi saksi merasa resah dan tidak nyaman. "Pemberian pendampingan hukum memang bisa diberikan karena saksi merasa tidak nyaman," ucapnya.
IMAM HAMDI