TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan warga Indonesia harus menyadari bahwa saat ini sejatinya sedang perang. Bukan perang fisik seperti yang dilakukan oleh para pahlawan pejuang kemerdekaan, tetapi perang untuk memenangi perdamaian, kesejahteraan, dan kehidupan rakyat yang bahagia.
"Kemenangan perang untuk memuliakan rakyat tersebut hanya akan terwujud kalau seluruh elemen dalam negara kesatuan Republik Indonesia, khususnya lembaga-lembaga negara, bersatu padu dan tidak terjebak pada ego masing-masing," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan menyambut hari ulang tahun ke-70 Republik Indonesia di komplek DPR, Senayan, pagi ini, 14 Agustus 2015.
Jokowi mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian dalam kebudayaan. "Trisakti harus menjadi strategi utama dalam membendung upaya-upaya bangsa lain untuk merongrong kedaulatan, kesejahteraan, dan karakter bangsa Indonesia," ujar Jokowi.
Melihat modal sosial dan ekonomi yang dimiliki, Jokowi mengatakan peluang Indonesia untuk menjadi negara maju dan sejahtera sebenarnya terbuka lebar. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan kreatif, kelas menengah yang semakin besar, sistem politik yang demokratis, masyarakat muslim yang moderat, dan menjadi kekuatan ekonomi ke-16 di dunia dengan Pendapatan Produk Domestik Bruto sekitar Rp 10 ribu triliun rupiah.
"Dengan kerja keras, optimisme, dan mengubah sikap konsumtif menjadi produktif, kita akan bermartabat di antara bangsa-bangsa di dunia," Jokowi menegaskan.
Baca Juga:
Percepatan untuk menjadi negara adil dan makmur dapat tercapai dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia dan ditentukan oleh kinerja dan kekompakan lembaga-lembaga negara. Kekompakan tersebut juga akan memperkuat sistem presidensial sehingga pemerintahan menjadi stabil.
ANDI RUSLI