TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan berbahasa Indonesia aktris pendatang baru, Salvita Decorte, semakin terasah lewat film thriller psikologi Lily Bunga Terakhirku, yang disutradarai oleh Indra Birowo. Sebagai pemeran utama, model berdarah Indonesia-India-Jerman itu harus menghapal banyak dialog bahasa Indonesia.
"Belajar bahasa Indonesia yang sekarang jadi lebih baik," kata Sal, panggilan akrabnya, setelah pemutaran Lily Bunga Terakhirku di Jakarta, Senin, 31 Agustus 2015.
Ini adalah peran besar perdana bagi Sal yang sebelumnya membintangi film Mantan Terindah. Sebagai aktris, dia merasakan tantangan yang serupa tapi tak sama dengan pekerjaannya di dunia model.
"Sama-sama memerankan karakter, tapi dalam film harus belajar kerja sama dengan aktor-aktor lain, kalau di modeling lebih individual," tutur perempuan yang gemar melukis itu.
Dalam Lily Bunga Terakhirku, Sal berperan sebagai Lily, penjaja seks komersial kelas atas yang ingin keluar dari pekerjaannya. Berperan sebagai pelacur membuatnya harus berani melakukan adegan-adegan menantang.
Untuk mendalami karakter, Sal banyak berdiskusi dengan penulis skenario dan sutradara agar dapat menghidupkan karakter sesuai bayangan mereka. "Saya juga riset tentang prostitusi, ada yang motivasinya memang keinginan sendiri, ada juga yang terpaksa, kalau Lily itu tidak punya pilihan," tutur dia.
Sal mengaku tidak takut dicap negatif akibat peran di film keduanya. Semua ini dilakukannya sebagai kecintaannya pada dunia seni.
"Banyak orang ngejudge, tapi dari saya berkarier modeling sudah banyak orang yang begitu. Orang itu biasa ngejudge, tapi kan intention kita baik," imbuh Salvita.
ANTARA