TEMPO.CO, Majalengka - Walau sudah terasa menyengat, wilayah Cirebon belum mengalami suhu maksimal. Diperkirakan cuaca semakin panas pada akhir September mendatang.
“Musim kemarau memang selalu identik dengan suhu panas,” kata prakirawan pada Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn, Senin, 31 Agustus 2015. Namun saat ini suhu panas yang tercatat di wilayah Cirebon dan sekitarnya baru mencapai 35 derajat Celsius.
Peningkatan suhu, kata Faiz, masih memungkinkan terjadi di Cirebon dan sekitarnya. “Karena saat ini belum memasuki puncak musim kemarau,” ucapnya.
Puncak musim kemarau di wilayah Cirebon dan sekitarnya diprediksi terjadi pada akhir September hingga awal Oktober mendatang. Saat itu suhu tertinggi, menurut Faiz, diperkirakan bisa mencapai 37 derajat Celsius. Musim kemarau sendiri diperkirakan akan terjadi hingga November mendatang.
Sementara itu, dari Kabupaten Kuningan dilaporkan, kemarau telah menyebabkan sembilan desa di daerah tersebut mengalami kekeringan yang parah. “Sembilan desa tersebut tersebar di 4 kecamatan di Kabupaten Kuningan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin. Kesembilan desa tersebut tersebar di Kecamatan Cibeureum, Cimahi, Cidahu, dan Ciawigebang.
Kesembilan desa tersebut dikategorikan mengalami kekeringan terparah karena tidak ada sumber mata air. Kalaupun ada, letaknya sangat jauh. “Selain itu, di desa-desa itu pun tidak memiliki bak-bak penampungan,” kata Agus.
Karena itu, tutur Agus, pihaknya pun telah mengajukan bantuan ke BNPB untuk bisa memberikan bantuan pompa air dan bak penampungan kepada sembilan desa tersebut.
Namun, untuk solusi jangka pendek, kata Agus, BPBD bekerja sama dengan PDAM dan PMI Kabupaten Kuningan telah menyalurkan tangki pembawa air bersih. Tangki pembawa air bersih itu rutin dipasok setiap dua hari sekali.
IVANSYAH