TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama punya perumpamaan unik untuk menggambarkan eratnya relasi bilateral Indonesia-Jepang. Menurut dia, hubungan yang makin harmonis itu bisa dilihat dari menjamurnya restoran Jepang di Jakarta.
"Kalau mau sombong, jumlah restoran Jepang di Jakarta jauh lebih banyak dibanding di tempat asalnya," katanya pada acara pembukaan Jak-Japan Matsuri di Senayan, Minggu, 6 September 2015.
Perumpamaan itu tak elak membuat Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanazaki dan pejabat serta pengusaha asal Jepang tertawa. Bahkan, kata Ahok, dia pernah menjamu Duta Besar Cina di restoran ala Jepang karena saking banyaknya tempat makan khas Negeri Matahari Terbit itu. "Pasti ditolak karena tak cocok, tapi tak masalah karena bangsa Indonesia ingin merangkul semua bangsa," dia berujar.
Pada kesempatan yang sama, Ahok tak lupa mengajak pengusaha Jepang untuk menanamkan modal di Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang lesu. Menurut dia, berinvestasi di Indonesia sangat menguntungkan karena bunganya besar dan keamanannya terjamin. "Kalau tanam modal di Jepang bisa minus," dia menjelaskan.
Ahok menyebutkan manuver investasi besar yang baru saja terjadi di Jakarta juga melibatkan perusahaan asal Negeri Matahari Terbit itu, yakni Mori Building Company. Perusahaan berbasis di Tokyo ini akan membangun pencakar langit di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. "Saya juga meminta mereka menyelesaikan koefisien lantai bangunan dengan membangun jalan layang Semanggi karena meminta penambahan jumlah lantai gedung," tutur Ahok.
RAYMUNDUS RIKANG