TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama santai soal banyak kelompok menganggapnya tak berpeluang maju dan memenangi pemilihan Gubernur DKI dua tahun mendatang. Justru Ahok lebih senang dianggap sebagai kuda hitam alias penantang yang tak diperhitungkan tapi bisa membalik semua prediksi.
“Kalau kalah, santai saja, karena dari awal memang tak diunggulkan,” katanya di Balai Kota, Senin, 7 September 2015.
Ahok menanggapi komentar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya DKI Jakarta Mohamad Taufik yang menyebut gubernur berusia 49 tahun itu pasti kalah bersaing jika maju sebagai kandidat orang nomor 1 di Ibu kota. Politikus yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD itu menjelaskan, Ahok tak cukup percaya diri maju sebagai calon Gubernur DKI.
Baca juga:
Pertemuan Novanto-Trump: Kenapa Dalih Ketua DPR Mengada-ada
Drama Budi Waseso: Jokowi-JK Menguat, Kubu Mega Menyerah?
Ahok menganalogikan persaingan pemilihan Gubernur DKI 2017 bak permainan sepak bola. Menurut dia, ada tim yang diunggulkan, ada juga tim kuda hitam yang dianggap remeh seperti dia. Permainan menjadi seru bila tim kuda hitam bisa memenangi pertandingan. “Biar malunya tim unggulan itu berlipat ganda saat ditekuk kuda hitam,” tutur Ahok.
Persaingan menuju kursi DKI-1 makin ramai beredar rumor bahwa Sandiaga Uno akan maju sebagai calon Gubernur DKI. Pengusaha itu digadang-gadang berpasangan dengan Triwisaksana dari Partai Keadilan Sejahtera. Gambar keduanya berpasangan sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
Adapun Muhamad Taufik tak membantah kabar bahwa Sandiaga Uno digadang-gadang bakal dicalonkan menjadi Gubernur DKI. Menurut dia, Sandiaga memenuhi semua syarat menjadi DKI-1. "Dia orang muda yang cerdas, santun, dan sudah jadi pengusaha sukses," katanya di gedung DPRD, Senin, 7 September 2015.
RAYMUNDUS RIKANG
Baca juga:
Habis Soal Novanto,Wanita Seksi Ini Hebohkan Kampanye Trump?
Cerita Ahok, Soal Plesir DPR ke Luar Negeri Penuh Manipulasi