TEMPO.CO, Jakarta - Tabrakan kereta Commuter Line di Stasiun Juanda pada Rabu sore, 23 September 2015, menimbulkan suara dentuman yang sangat keras. Seorang pengemudi bajaj, Tengku Johan Fitra, mengatakan suara tersebut menimbulkan kepanikan para pengemudi bajaj yang tengah menunggu calon penumpang di depan Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.
"Saya dan teman-teman yang sedang mangkal langsung menjauh dari stasiun," kata dia di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu, 23 September 2015.
Pria 29 tahun itu menuturkan, banyak orang di luar stasiun yang mengira suara tersebut merupakan ledakan bom. Setelah menjauh sekitar seratus meter, diketahui bahwa sumber suara berasal dari tumbukan dua kereta. Tak lama, Johan berujar penumpang yang ada di stasiun lari berhamburan ke luar.
Kereta dengan nomor KRL 1154 rute Jakarta Kota-Bogor menabrak bagian belakang rangkaian KRL 1156 yang sedang berhenti di peron dengan tujuan yang sama. Peristiwa itu terjadi pada Rabu sore, 23 September 2015, pukul 15.37 WIB. Sebanyak 42 orang korban yang mengalami luka tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Husada, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, untuk ditangani.
Penumpang kereta, kata Johan, berlari menghampiri bajaj yang parkir sekitar seratus meter dari stasiun. Mereka minta diantar ke Stasiun Manggarai. "Mereka panik semua," ucap dia.
Hingga pukul 20.30 WIB, Johan mengatakan sudah menempuh jarak bolak-balik dari Stasiun Juanda ke Stasiun Manggarai lebih dari sepuluh kali. "Teman pengemudi yang lain juga bolak-balik ke Manggarai," katanya.
LINDA HAIRANI
Baca juga:
2 Pegawai Negeri Sipil Depok Ini Kerjanya di Dalam Toilet
Bocah 5 Tahun Asal Semarang Ini Kecanduan Rokok