TEMPO.CO, Washington - Bank Dunia mengatakan jumlah penduduk sangat miskin pada tahun ini menurun signifikan. Menurut perhitungan, ada sekitar 702 juta orang atau hanya 9,6 persen dari total populasi dunia yang masih menderita kemiskinan ekstrem. “Angka ini menunjukkan bahwa kita adalah yang pertama dalam sejarah manusia, yang dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem,” ujar Presiden Bank Dunia, Kim Jim Yong, seperti dilansir dari BBC, Senin, 5 Oktober 2015.
Bank Dunia mengkategorikan penduduk sangat miskin dengan standar rata-rata pendapatan US$ 1,9 per hari. Standar ini naik dari sebelumnya, yakni sebesar US$ 1,25 per hari. Dengan dasar perhitungan ini, jumlah penduduk sangat miskin turun dari sebelumnya 12,8 persen atau sekitar 902 juta penduduk di 2012 menjadi di bawah 10 persen.
Menurut Kim, penurunan angka penduduk sangat miskin dunia disebabkan dinamisnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Selain itu, investasi di sektor kesejahteraan seperti pendidikan dan kesehatan terus digenjot. Ditambah lagi, mulai ada sistem jaring pengaman sosial yang diterapkan beberapa negara untuk mencegah jutaan orang jatuh kembali ke jurang kemiskinan.
Laporan ini membuat Bank Dunia optimistis bisa mencapai target Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem pada 2030. Namun Kim mengingatkan, untuk mencapai tujuan itu masih banyak hambatan dan tantangan yang harus diselesaikan, terutama kondisi ekonomi global yang melemah, pasar yang tidak stabil, hingga dampak perubahan iklim. “Kemiskinan pun bisa lebih mengakar pada negara-negara yang sedang konflik atau terlalu tergantung pada ekspor komoditas,” kata Kim.
GUSTIDHA BUDIARTIE | BBC | Channel News Asia