TEMPO.CO, Jakarta - Daya tarik obyek wisata sejarah di Kota Malang belum mampu menggaet perhatian wisatawan mancanegara.
Agus Aliwafa, salah satu pemandu wisata di Jawa Timur mengatakan, memang dari segi bentuk, candi-candi peninggalan sejarah di Malang, seperti candi Singosari dan Jago tidak semenarik candi-candi lain yang lebih terkenal. Namun sejarah yang terkandung di dalamnya sangat besar.
"Candi-candi di Malang memang kecil jika dibandingkan dengan Borobudur di Jawa Tengah atau Prambanan di Yogyakarta. Karena itu, wisatawan mancanegara lebih banyak senang berkunjung ke sana. Sering kali jika kami ajak wisman mengunjungi candi-candi di Malang, mereka kurang antusias dan hanya melihat-lihat sebentar saja," katanya pada Senin, 26 Oktober 2015.
Dia mengatakan, jika ke Malang, wisatawan mancanegara lebih senang berkeliling kota atau city tour dan berkunjung ke agrowisata yang terletak di Batu.
"Mereka lebih suka berkeliling kota Malang untuk menikmati suasana kota dan melihat bangunan-bangunan kuno di tengah kota. Apalagi sekarang ini pemerintah punya program Malang City Tour, berkeliling Kota Malang dengan menggunakan bus tingkat gratis yang semakin menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," ujarnya.
Baca Juga:
Menurut dia, infrastruktur Kota Malang sudah sangat bagus untuk menunjang pariwisata. Namun perlu ditingkatkan lagi promosi wisata sejarah di Malang. "Sejarah yang terkandung dalam setiap candi di Malang sangat bagus untuk diceritakan kepada wisman yang berkunjung ke Malang. Mungkin, pemerintah dengan menggandeng agen perjalanan wisata, perlu mengemas wisata sejarah dengan konsep yang lebih baik dan menarik guna membantu meningkatkan kunjungan wisman ke Malang," kata Agus.
Joko Sarwono, Subbidang Perjalanan Minat Khusus Asia Tenggara Kementerian Pariwisata, mengatakan pihaknya akan berkomunikasi lebih lanjut dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan pengembangan wisata sejarah di Indonesia. "Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak Kemendikbud untuk meningkatkan minat wisman pada wisata sejarah Indonesia, salah satunya di Malang yang minim sekali peminatnya. Karena sekarang ini untuk budaya di bawah Kemendikbud langsung dan ini juga menjadi catatan kami untuk membantu meningkatkan potensi pariwisata daerah di Indonesia."