TEMPO.CO, Sidoarjo - Bupati Sidoarjo Saiful Ilah menggelar pertemuan dengan jajaran manajemen Lapindo Brantas Inc dan Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Rabu, 24 Februari 2016. Pertemuan terkait rencana pengeboran sumur baru, tak jauh dari kolam lumpur raksasa Lapindo, di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin.
Pertemuan dilakukan di Pendapa Delta Wibawa Kabupaten Sidoarjo secara tertutup. Awak media hanya diperbolehkan mengambil gambar dan melihat jalannya pertemuan dari balik kaca pintu.
Dari pengamatan Tempo, selain jajaran manajemen Lapindo dan Perwakilan SKK Migas Jabanusa, pertemuan itu dihadiri pejabat dan kepala dinas terkait, kepala desa, camat, serta perwakilan warga. Selain itu tampak pula Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo.
Usai pertemuan dengan mereka, Ilah melakukan pertemuan khusus dengan jajaran manajemen Lapindo di sebuah ruangan di dalam pendapa. Pertemuan yang juga dilakukan secara tetutup itu berlangsung sekitar setengah jam.
Setelah pertemuan khusus itu selasai, Ilah sempat beberapa kali keluar ruangan untuk bersalaman dengan tamu undangan. Namun tiap hendak didatangi awak media untuk diwawancarai, bupati yang baru dilantik untuk periode keduanya itu terburu-buru masuk ruangannya kembali.
Vice President Public Relations Lapindo Brantas Inc Hesti Armiwulan mengaku pihaknya dan Perwakilan SKK Migas Jabanusa bertemu dengan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah untuk menjelaskan penyelesain masalah yang dialami Lapindo. "Hanya itu saja," kata dia. Hal senada disampaikan Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar.
Sebelumnya, pada Jumat 19 Fabruari 2016, Ilah tetap ngotot tidak akan mencabut izin yang sudah dikeluarkannya mengenai rencana pengeboran dua sumur baru Lapindo. Dia menepis penolakan oleh warga karena trauma dengan bencana semburan lumpur. Semburan itu masih terjadi hingga saat ini meski telah berlangsung lebih dari sembilan tahun.
Sebaliknya, menurut Ilah, Lapindo sudah mengantongi semua izin, sehingga direstui SKK Migas. “Kalau itu semua sudah ada, kenapa harus dipersulit?" katanya.
Lapindo berencana mengebor sumur baru (TGA-6) yang jaraknya hanya 50 meter dari TGA-1. Adapun sumur baru lain, TGA-10, berjarak cukup dekat, hanya 5 meter dari sumur TGA-2. Dua sumur itu masing-masing berjarak 3,9 kilometer dan 3,36 kilometer dari pusat semburan lumpur Lapindo di Porong.
Perusahaan milik Aburizal Bakrie ini pada 7 Januari 2016 lalu sempat menguruk lahan sekitar sumur TGA-1 di Desa Kedungbanteng. Namun, karena ditentang berbagai pihak, termasuk warga setempat, aktivitas itu diberhentikan sementara.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I.G.N. Wiratmaja Puja mengumumkan penghentian sementara rencana pengeboran sumur di Lapangan Tanggulangin. "Perlu dievaluasi keamanannya, baik dari aspek geologis maupun sosial."
NUR HADI