TEMPO.CO, Jakarta - Lakon Semar Gugat dari Teater Koma akan kembali menyapa pecinta teater ini setelah 21 tahun berlalu. Teater Koma akan mementaskan lakon ini dengan naskah lama tanpa perubahan pada 3-10 Maret 2016 mendatang di Gedung Kesenian Jakarta.
“Ini celaka betul, nggak tahu ini kecelakaan atau gimana. Tidak ada yang diubah naskah itu. Saya hanya nambahi satu kalimat saja,” ujar sutradara Teater Koma, Nano Riantiarno, saat konferensi pers di Sanggar Teater Koma di kawasan Bintaro, Rabu, 24 Februari 2016.
Lakon ini pernah dipentaskan pada 1995. Lakon ini pula yang membuat Nano meraih penghargaan South East Asia Writers pada 1998 di Thailand dan penghargaan diberikan oleh Putra Mahkota Thailand, Pangerang Maha Vajiralongkorn.
Lakon ini seperti naskah Teater Koma yang lain, juga sarat dengan kritik sosial yang terjadi di masyarakat. Masih menyinggung soal korupsi, monopoli yang dinilai tak juga berubah meski sudah lebih dari dua dekade. “ Sampai sekarang kok ya tidak berubah,” ujar Nano.
Cerita ini mengisahkan tentang geger kerjaan Amarta. Srikandi meminta mas kawin yang menghebohkan kepada calon suaminya, Arjuna. Srikandi menginginkan saat pesta pernikahan nanti, Arjuna harus memotong kuncung Semar dan dihadiahkan kepada Srikandi. Hal ini yang membuat Semar dan keluarganya marah besar. Padahal itu hanya ulah Betari Permoni yang merasuk ke tubuh Srikandi untuk bisa bermesraan dengan Arjuna.
Semar yang marah lalu meminta dikembalikan pada wujudnya semula yang rupawan dan menjadi raja Simpang Buwana Nuranitis Asri. Dia lalu menantang Arjuna dn Srikandi untuk adu sakti. Di sinilah kedigdayaan Semar akan diuji. Semar akan diperankan oleh Budi Ros dan didukung oleh Dorias Pribadi, Rita Matu Mona, Emanuel Handojo, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Alex Fatahillah dan Daisy Lantang. Ada pula aktris Cornelia Agatha yang akan ikut meramaikan cerita, dia akan berperan sebagai Betari Permoni.
Tata gerak dalam pentas ini akan ditangani oleh Sentot S. yang menangani koreografi pada 1995 lalu. Dia memasukkan unsur beragam gerak ilmu beladiri untuk para pemain.Komposisi lagu dan aransemen digarap oleh Idrus Madani dan Fero A Stefanus. Sedangkan Tata Busana ditangani oleh Rima Ananda Omar yang. Pentas teater ini seperti sebelumnya juga didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya.
DIAN YULIASTUTI