Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kromosom Y Manusia dan Gorila Ternyata Mirip

image-gnews
Kera merupakan gorila dari dataran rendah daerah Barat, subspesial asal Kamerun Barat, Afrika Tengah yang hampir punah. Kera ditolak oleh induknya di Kebun Binatang Barcelona pada 2004. Akhirnya dia dirawat bersama gorila muda lainnya di Stuttgart, Jerman dan pindah ke Kebun Binatang Bristol sejak 2008. dailymail.co.uk
Kera merupakan gorila dari dataran rendah daerah Barat, subspesial asal Kamerun Barat, Afrika Tengah yang hampir punah. Kera ditolak oleh induknya di Kebun Binatang Barcelona pada 2004. Akhirnya dia dirawat bersama gorila muda lainnya di Stuttgart, Jerman dan pindah ke Kebun Binatang Bristol sejak 2008. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Pennsylvania - Hasil pemetaan asam deoksiribonukleat (DNA) dengan metode baru yang lebih cepat menunjukkan adanya kemiripan antara kromosom Y manusia dan gorila jantan. Hasil studi yang dimuat dalam jurnal Genome Research, Selasa lalu, menyebutkan kromosom Y gorila lebih mirip milik manusia ketimbang simpanse.

Kateryna Makova, profesor sains dan peneliti utama dari Penn State University, mengatakan bahwa pada bagian kromosom yang menghubungkan manusia, gorila, dan simpanse, hasil pemetaan menunjukkan adanya relasi evolusi di antara ketiganya.

Manusia diketahui memiliki kekerabatan lebih dekat dengan simpanse. “Namun, jumlah gen kromosom Y simpanse mengalami perubahan lebih banyak dan mengandung sejumlah elemen berbeda ketimbang manusia dan gorila,” kata Makova seperti ditulis di laman Eurekalert, 2 Maret 2016. “Proporsi kromosom Y gorila yang mirip milik manusia lebih banyak ketimbang milik simpanse.”

Kromosom Y, seperti semua DNA lainnya, terdiri dari serangkaian molekul yang direpresentasikan dengan huruf A, T, C, dan G. Teknologi pemetaan genetika saat ini menghasilkan “laporan” yang lebih pendek dibandingkan seluruh panjang kromosom. Laporan ini harus ditempatkan berurutan dan disusun bersamaan dengan menemukan lokasi-lokasi yang saling beririsan untuk mendapatkan potongan lebih panjang.

Kromosom Y mamalia sangat sulit dipetakan karena beberapa hal. Alasan utamanya adalah karena kromosom Y hanya memiliki satu salinan dan porsinya cuma 1-2 persen total material genetika yang ditemukan dalam sel pejantan. Alasan lain adalah kromosom Y tersusun dari sejumlah rangkaian yang saling berulang. Kromosom Y memiliki area di mana rangkaian A, T, C, dan G mirip atau nyaris identik yang jumlahnya bisa mencapai jutaan dalam satu baris.

Menurut Makova, memetakan kromosom Y seperti menyusun puzzle tapi tak tahu gambar akhirnya seperti apa. “Hanya ada satu dari beberapa ratus keping yang bisa dipakai sementara sebagian besar sisanya yang tak dibutuhkan justru tampak identik,” ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti menggunakan teknik baru flow-sorting untuk mengatasi kesulitan itu. Mereka memilih kromosom Y untuk dipetakan berdasarkan ukuran dan isi genetik.

Menurut Paul Medvedev, asisten profesor biokimia dan biologi molekular Penn State, metode flow-sorting dapat meningkatkan jumlah data kromosom Y hingga 30 persen. “Untuk memperkaya data kromosom Y, kami mengembangkan teknik komputasi RecoverY agar bisa memilah data pemetaan Y dan non-Y berdasarkan seberapa sering hasil yang mirip itu muncul dalam data kami,” katanya.

Teknik baru ini membuat para peneliti memiliki akses lebih banyak mendapatkan informasi genetik kromosom Y. Hasil riset ini bisa digunakan untuk mempelajari masalah infertilitas dan mutasi yang dialami pejantan dari berbagai spesies.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia