TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tidak akan menemui warga Luar Batang. Sebabnya, mayoritas warga menolak dipindahkan.
"Apa yang mau ditemui kalau dia ngotot, ya kan? Kami bukannya enggak mau temui. Kalau mau ditemui, kamu harus bisa terima usulan pindah ke tempat yang lebih baik," ucap Ahok di Cipinang Besar Utara, Rabu, 30 Maret 2016.
Ahok berujar, pemindahan warga Luar Batang tersebut bertujuan menghindarkan warga dari serangan berbagai penyakit. Penyebaran penyakit, menurut Ahok, sangat rentan terjadi di area padat penduduk yang jarang terpapar cahaya matahari langsung. Bahkan Ahok menyebutkan pemindahan warga ke tempat yang lebih baik untuk mengurangi penularan bakteri tuberculosis atau TBC.
"Sekarang kamu sadar enggak TBC di Jakarta ini telah menyumbang 10 persen dari TBC dunia. Dan kita (Jakarta) nomor dua penyumbang TBC terbesar. TBC satu orang bisa nularin kepada sepuluh warga dengan cepat," tutur Ahok.
Ahok menyebutkan kawasan kumuh merupakan daerah yang rawan terjangkit TBC. Warga yang tinggal di sungai, laut, tempat sempit, atau tidak terkena matahari langsung akan sangat mudah tertular penyakit, termasuk TBC. "Saya enggak mungkin membiarkan Anda sakit. Saya akan pindahkan Anda ke rumah susun (rumah susun)," kata Ahok.
Menurut Ahok, sebetulnya upaya pemerintah hanyalah memindahkan warga demi kebaikan warga itu sendiri. Sementara itu, wacana tentang penggusuran Masjid Luar Batang itu tidak benar. "Masjid Luar Batang katanya mau saya robohkan. Justru kalau semua ini bersih, wisatawan yang mau ke Masjid Luar Batang datang enak. Dia punya plasa dengan halaman yang luas," ucapnya.
Ahok mengaku tidak akan menggusur masjid tersebut. Alasannya, masjid tersebut memiliki sejarah penting bagi Jakarta. Masjid ini pertama kali dibangun pada 1732 oleh Alhabib Husein bin Abubakar bin Abdillah Al 'Aydrus. Awalnya, wilayah Luar Batang masih berupa rawa-rawa. "Dia (Alhabib) mendarat. Di Betawi ini, dia bikin masjid, karena menang. Jadi, dalam pendaratan pertama itu, mereka bangun masjid," ujar Ahok.
Lihat Video: Ahok Bantah Akan Gusur Makam Keramat
Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengeluarkan surat peringatan (SP) pertama pada 14 Maret lalu untuk warga agar mereka meninggalkan wilayah tersebut. Warga akan dipindahkan ke rumah susun yang telah disediakan, seperti Rusun Marunda dan Pulogebang. Sejauh ini, sudah ada 15 keluarga yang bersedia pindah. "Pokoknya, semua orang yang menduduki tanah negara, jalur hijau, atau sitepille akan saya rapikan semua," tutur Ahok.
Pemprov DKI Jakarta berencana menjadikan Kampung Luar Batang sebagai ruang terbuka hijau. Namun warga setempat menolak rencana tersebut karena, selain merupakan pemukiman, di Kampung Luar Batang juga terdapat situs bangunan bersejarah dan makam ulama Alhabib Husein bin Abubakar Alaydrus.
LARISSA HUDA