TEMPO.CO, Lumajang - Pencarian terhadap pendaki asal Swiss yang hilang di Gunung Semeru, Lionel Du Creaux, memasuki hari ketujuh, Rabu, 15 Juni 2016. Semua upaya dilakukan untuk mencari survivor yang dinyatakan hilang sejak 3 Juni 2016 itu.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang Hendro Wahyono mengatakan pencarian dilakukan dengan menelusuri titik-titik yang diduga terdapat survivor tersebut berdasarkan jejak yang ditemukan di lapangan.
Untuk mendukung pencarian tersebut, Badan SAR Nasional mengoperasikan drone agar mampu menjangkau celah-celah sempit medan pegunungan. "Drone bisa menjangkau sampai 2,5 kilometer," ucap Hendro.
Selain mengandalkan teknologi, pencarian Lionel dilakukan secara supranatural. Tujuannya, ujar dia, untuk 'menembus' Lionel bila keberadaannya ditutupi dunia gaib. "Secara logika, sudah habis-habisan. Tidak ada salahnya juga secara supranatural diupayakan," tutur Hendro.
Pada Selasa, 14 Juni 2016, ada tiga tim search and rescue di bawah kendali Posko Tawon Songo yang turun ke lapangan. Setelah melakukan pencarian di titik Aru, Pal A, Pal B, dan dua air terjun (Gunung Boto dan Punukan) sampai pukul 18.00 WIB, hasilnya nihil.
Selasa malam, Basarnas mengirimkan sepuluh personel beserta satu drone ke Ranupane. Rencananya, pencarian bakal dipusatkan di Tawon Songo. Adapun pengiriman helikopter dari Basarnas masih menunggu kondisi perkembangan cuaca. Untuk memudahkan pencarian, petugas menutup jalur pendakian Semeru.
DAVID PRIYASIDHARTA