TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surabaya Armuji meminta Pemerintah Kota Surabaya segera membeli rumah kelahiran Bung Tomo di Jalan Pandean IV Nomor 40, Surabaya.
Armuji mengaku khawatir rumah itu bernasib seperti eks markas radio Bung Tomo, yang dirobohkan pemiliknya. “Kami minta rumah itu dibeli saja supaya tidak sama dengan rumah markas Bung Tomo,” katanya, Rabu, 22 Juni 2016.
Menurut Armuji, rumah lahir Bung Karno punya nilai sejarah tinggi. Dia meminta Pemerintah Kota Surabaya proaktif melakukan pendekatan kepada pemilik rumah tersebut agar bersedia melepasnya. “Motivasinya untuk memelihara bangunan cagar budaya,” tuturnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji berujar pihaknya sudah memiliki inisiatif membeli rumah itu, tapi pemiliknya terkesan mempersulit. “Kami sudah tiga kali menawar, tapi harganya terus dinaik-naikkan,” ucapnya.
Awalnya, ucap Agus, Pemerintah Kota Surabaya menawar dengan harga Rp 500 juta. Namun, saat menjelang deal, pemiliknya menaikkan harganya menjadi Rp 900 juta. Saat kesepakatan sedang dibangun, pemilik lagi-lagi menaikkan harganya menjadi Rp 5 miliar. “Rumahnya kecil, masak kami beli sampai Rp 5 miliar?” katanya.
Di tempat terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membenarkan kabar bahwa pihaknya pernah tiga kali menawar rumah bersejarah itu. Namun, karena harganya terus dinaikkan, akhirnya pembelian rumah itu batal. "Aku sudah tiga kali lakukan penawaran rumah itu, terakhir Rp 700 juta,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH