TEMPO.CO, Mataram - Pemerintah Kota Mataram menangkap anjing liar, penertiban anak jalanan, pedagang asongan, dan pekerja seks komersial. Langkah itu dilakukan untuk menyongsong Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional ke-26.
“Kami menangkap dan menyuntik mati 50 ekor anjing tanpa pemilik dan dibuang di luar kota,” ujar Kepala Dinas Peternakan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Mataram Mutawatli, Jumat, 22 Juli 2016.
Hewan itu berkeliaran di seputaran venue utama Islamic Center Nusa Tenggara Barat (IC NTB). Wakil Ketua III Panitia MTQ Lalu Gita Ariyadi menjelaskan, warga mengeluhkan keberadaan anjing liar di pusat-pusat kuliner kota.
Menurut Gita, banyak pengunjung kurang nyaman dan takut dengan berkeliarannya anjing-anjing tersebut. Mereka khawatir digigit dan terkena rabies. Selain itu, kata Gita, ada kecelakaan lalu lintas yang disebabkan anjing liar melintas di jalan raya.
Pemerintah juga menertibkan gelandang dan pengemis serta anak-anak punk di sekitar venue MTQ. "Ada petugas yang akan piket bergiliran melakukan pembinaan yang manusiawi," kata Ahsanul Khalik Alhaq, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Mataram.
Menurut dia, anak-anak berambut punk itu ada yang berasal dari kota besar di Jawa Barat dan Surabaya. Pemerintah juga mempercepat penuntasan pembangunan berbagai fasilitas fisik di venue utama dan sebelas venue MTQ lainnya.
SUPRIYANTHO KHAFID