TEMPO.CO, Bekasi - Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota masih menyelidiki insiden penembakan di Jalan Raya Kodau, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, pada Ahad pagi, 9 Oktober 2016. Dalam peristiwa itu, seorang pemuda, Tribowo, 20 tahun, tewas dengan luka tembak di kepala.
Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Umar Surya Fana mengatakan, dari hasil penyelidikan, diketahui senjata yang dipakai pelaku adalah jenis air softgun. Sebab, peluru yang bersarang di tubuh korban memiliki dimensi lebih kecil dibanding peluru dari senjata api. "Cuma senjata yang dipakai diduga menggunakan karbon trioksida (CO3)," katanya, Senin, 10 Oktober 2016.
Umar memastikan penembakan itu bukan perampokan, melainkan terkait dengan aktivitas geng motor. Soalnya, kelompok korban yang berjumlah lebih dari 20 sepeda motor hendak melakukan penyerangan ke lokasi. Adapun kelompok tersebut membekali diri dengan sejumlah senjata tajam. "Tapi sekelompok orang yang sedang duduk-duduk juga siap sehingga kelompok korban terkena tembakan," ujarnya.
Umar mengatakan rencana penyerangan oleh kelompok korban itu muncul setelah salah satu teman mereka, Vaul Martin Manurung, 19 tahun, mendapat serangan saat melintas di Jalan Raya Kodau. "Dia mengalami luka tembak di leher, sekarang masih dirawat," tuturnya.
Teman-teman Vaul kemudian berkumpul dan bergerak untuk mencari pelaku. Mereka menyisir Jalan Raya Kodau dan menemukan sekelompok orang sedang nongkrong di depan sebuah gang. Tanpa pikir panjang, mereka menyerang kelompok itu. Namun kelompok yang akan diserang ternyata sudah mempersiapkan diri. "Kelompok korban ditembak dan satu orang meninggal," ucapnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Rajiman mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan 25 saksi telah dimintai keterangan. Sejauh ini, penyidik belum dapat menyimpulkan apakah penembakan pertama dan kedua memiliki keterkaitan. "Senjata yang dipakai sama-sama jenis softgun," ujarnya.
ADI WARSONO